Suara.com - Masjid di pusat kota Toronto, Kanada, terus mendapat teror dalam tiga bulan terakhir. Kaum muslim setempat pun meminta polisi untuk bertindak menangkap para pelaku.
Menyadur Al Jazeera, Jumat (21/8/2020), Masjid Toronto telah enam kali dirusak dalam tiga bulan terakhir. Pada Minggu (16/8/2020), jendela-jendela di bangunan itu kembali pecah.
Meskipun penangkapan telah dilakukan atas serangan berulang-ulang, Asosiasi Muslim Kanada (MAC) sangat prihatin dengan apa yang terjadi.
"Tampaknya seseorang mencoba mengintimidasi komunitas Muslim. Ini tidak bisa diterima," kata Munir, anggota MAC.
"Seharusnya tidak ada orang Kanada yang merasa tidak aman di tempat ibadah mereka," tambah pria yang juga bekerja untuk Yaqeen Institute for Islamic Research, lembaga yang bertujuan memecahkan narasi Islamofobia.
Minggu ini, Masjid Toronto menemukan jendelanya pecah untuk ketiga kalinya dalam tiga minggu.
Kejadian itu membuat teror dan vandalisme di masjid sekitaran Toronto--yang juga dikelola MAC--telah terjadi enam kali dalam tiga bulan terakhir.
Selain jendela yang pecah, ada upaya untuk masuk ke masjid, dan grafiti rasis telah tertulis di dinding dan jendela, menurut MAC.
"Insiden ini sekarang terjadi pada tingkat yang menakutkan dan kami tidak dapat menerima menunggu lebih lama lagi untuk tindakan polisi," kata MAC.
Baca Juga: Lapisan Es Utuh Terakhir di Kanada Pecah, Menumpuk Jadi Seukuran Salatiga
Layanan Polisi Toronto (TPS) mengaku tak tinggal diam dengan teror yang memiliki motif berbau kebencian terkait ras, suku dan agama itu.
Mereka mereka menyebut terus mendalami dan penyelidiki kejadian ini. Perburuan terhadap pelaku teror juga masih berjalan.
"Saat ini ada enam investigasi dan dua penangkapan telah dilakukan sejauh ini," kata TPS.
"Unit Kejahatan Kebencian kami telah mengetahui insiden tersebut dan terus mendukung penyelidikan jika diperlukan."
Meski penangkapan telah dilakukan dalam dua kasus terakhir, Mariam Manaa, manajer hubungan masyarakat MAC, kurang puas.
Dia ingin teror tersebut tidak dianggap sebagai aksi kejahatan biasa. Tindakan itu dinilainya harus dipandang sebagai kejahatan bermotif kebencian.
Berita Terkait
-
Malu-maluin Polri Saja, Beginilah Nasib Polisi yang Minta Duit Turis Jepang
-
Cuitan Rasis dan Islamophobia, Ratu Kecantikan Ini Kehilangan Gelarnya
-
ISIS Sebar Seruan Aksi Balas Dendam atas Teror di Masjid Selandia Baru
-
Pascateror Inggris Islamophobia Menguat, Muslim Terancam
-
Teror di Masjid Kanada, Enam Tewas
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
-
Milik Siapa PT IMIP? Heboh Bandara Morowali Disebut Ilegal, Jadi 'Negara dalam Negara'
-
Rahang Alvaro Masih Hilang, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Aliran Sungai Tenjo
-
Bandara 'Hantu' Morowali, Isu Negara dalam Negara dan Ancaman Kedaulatan Mengemuka
-
Angka Kasus Korupsi Kades Capai 489, Wamendagri: Ini Catatan Serius
-
Cari Potongan Rahang Alvaro, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Sungai di Bogor
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Pemerintah Kebut Aturan Turunan KUHAP Baru, Wamenkum Janji Rampung Sebelum Akhir Desember
-
KPAI Setuju Pemprov DKI Batasi Akses Medsos Pelajar, Orang Tua dan Sekolah Juga Kena Aturan
-
Tahu Kabar Dapat Rehabilitasi Prabowo Saat Buka Puasa, Eks Dirut ASDP Senang: Alhamdulillah