"Di sebelah itu kan kurang anak mudanya, kebanyakan anak-anak. Jadi itu susah sekali dipadamkan," Imran menambahkan.
Selain itu, katanya, warga yang pertama kali menyaksikan di lorong buntu tersebut juga tidak berteriak dan cepat memberitahu kepada warga sekitar yang tinggal di lorong lainnya ketika terjadi kebakaran.
"Ada yang lihat, cuma orang di sebelah jadi tidak kedengaran suaranya. Pas agak panas terasa dan muncul api baru ketahuan (kebakaran). Karena orang di sebelah itu, dia tidak teriak pada saat terjadi. Tidak ada kedengaran suara karena di sebelah. Pas apinya sudah membesar baru dia lari dan kedengaran suaranya karena kan beda lorong terjadinya," beber Imran.
Imran pun mengaku baru mengetahui kejadian itu setelah anaknya yang keluar dari rumah berteriak kebakaran.
"Saya tanya anak saya karena dia teriak api-api, kebakaran. Saya bilang jangan main-main bilang ada kebakaran. Anakku keluar, saya lari juga keluar api sudah besar," katanya.
Selamatkan Anak-Anak
Melihat kobaran api yang sudah semakin membesar, Ia pun langsung berlari secepat mungkin untuk menjauh dari lokasi. Hal yang paling utama diselamatkan adalah kedua anaknya.
"Pas kebakaran saya langsung lari sama anakku ke sini (Masjid). Saya selamatkan dulu anak-anak kemudian barang-barang yang bisa diselamatkan," tuturnya.
Begitu pun para warga yang berada di sekitar lokasi. Mereka berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri dari malapetaka itu.
Baca Juga: Kemendikbud: Gedung Kejaksaan Agung Bukan Cagar Budaya
"Menyelamatkan diri masing-masing dan keluarganya, terus ambil barang yang bisa diambil (diselamatkan). Dan ada juga yang sama sekali tidak sempat menyelamatkan barangnya," tutur Imran.
Setelah kejadian, katanya, para warga pun mulai mengungsi. Imran sendiri mengungsi bersama keluarganya di Masjid Quraisy yang tak jauh dari lokasi kebakaran.
Hal itu terpaksa dilakukan Imran karena satu-satunya rumah miliknya sudah tak dapat lagi digunakan.
Puing-Puing
Suara.com melihat sendiri kondisi rumah warga yang terbakar di kawasan Pasar Terong, Jalan Cendrawasih, Makassar.
Umumnya rumah yang terbakar di sana kini hanya tersisa puing-puing bangunan saja, salah satunya rumah milik Imran.
Berita Terkait
-
7 Fakta Ganjil Kebakaran Ruko Terra Drone: Izin Lolos Tanpa Tangga Darurat?
-
Fakta Baru Kebakaran Ruko Terra Drone: Pemilik Lepas Tangan, Perawatan Rutin Nihil
-
Polisi Sebut Ruko Terra Drone Tak Dirawat Rutin, Tanggung Jawab Ada di Penyewa
-
Jakarta Kebakaran Lagi, 10 Warung di Kalideres Ludes Terbakar
-
Api di Kramat Jati: Saat Ratusan Kios Jadi Abu dan Harapan Pedagang Diuji?
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana