Suara.com - Sabirin tembak leher temannya sendiri saat berburu di hutan. Dikira, temannya itu seekor kancil.
Sabirin adalah warga Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Kejadian itu bermula saat pria berusia 46 tahun ini bersama temannya, Riswanto tenggah berburu kancil di semak belukar di kawasan Talang Tarikan, Desa Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim pada Rabu (26/8/2020).
Saat itu, Sabirin yang tercatat sebagai warga Desa Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim ini membidik senapannya ke arah yang ia lihat seekor kancil tengah bersembunyi di semak belukar di lokasi kejadian.
Namun, saat ditembak ternyata peluru senapan berburunya justru mengenai leher korban hingga tewas di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolsek Tanjung Agung AKP Faisal Pangihutan Manalu mengatakan pelaku Sabirin telah diamakan di kantor polisi terkait peristiwa tersebut.
“Sudah kita amankan. Kita juga menyita barang bukti berupa senjata rakitan laras panjang milik pelaku Sabirin,” ujar dia melalui pesan singkat pada Jumat (28/8/2020).
Masih kata dia, akibat kejadian tersebut korban meninggal dunia. Korban mengalami luka tembak di bagian leher sebelah kiri.
“Pelaku itu memang sering pergi berburu menggunakan senapan angin,” ungkap dia.
Baca Juga: Jagal Jemaah Masjid Selandia Baru Dihukum Penjara Seumur Hidup
Pihak keluarga korban pun meminta agar korban tidak dilakukan visun dan autopsi.
Dalam kasus tersebut, pelaku Sabirin terancam dijerat Pasal 359 KUHP tentang kesalahannya atau kealpaannya menyebabkan orang lain mati. Ancaman penjara paling lama 10 tahun.
Kontributor : Rio Adi Pratama
Berita Terkait
-
3 Fakta Viral WNI Ditembak di Perbatasan Timor Leste, Polisi Turun Tangan!
-
Polisi Penembak Gamma Divonis 15 Tahun Penjara
-
Kasus Polisi Tembak Mati Pelajar, Hakim Vonis Aipda Robig 15 Tahun Penjara: Coreng Citra Polri!
-
Terdakwa Penembakan Gamma Dituntut 15 Tahun Penjara
-
Potret Kopda Basar Jalani Rekonstruksi Kasus Penembakan 3 Anggota Polri
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu