Suara.com - Perayaan hari ke-10 bulan Muharram dalam kalender Islam, diwarnai bentrokan antara muslim Khasmir dan polisi di India, Sabtu (29/8/2020).
Menyadur Channel News Asia (CNA), Minggu (30/8/2020), pasukan keamanan India melepaskan peluru shotgun pellet dan gas air mata demi membubarkan prosesi.
Kepolisian India sebelumnya telah memberlakukan kembali larangan pertemuan keagamaan sejak Kamis (27/8/2020) setelah bentrokan dengan Muslim Syiah yang ingin menggelar prosesi tradisional untuk bulan suci Muharram.
Jafar Ali, seorang saksi mata, mengatakan kepada AFP bahwa prosesi tersebut dimulai di daerah Bemina di pinggiran kota utama Srinagar dan pasukan pemerintah hadir dalam jumlah besar.
Ali dan orang-orang lain yang melihat bentrokan itu mengatakan pasukan keamanan menembakkan peluru dan gas air mata untuk membubarkan pertemuan itu.
"Pasukan menembakkan peluru pada prosesi yang sebagian besar berlangsung damai dan melibatkan wanita," kata saksi lain, Iqbal Ahmad.
Sedikitnya 40 orang terluka dalam bentrokan tersebut, dimana 25 dianataranya dibawa ke klinik terdekat akibat tertembak, kata seorang dokter yang tidak disebutkan namanya.
"Kami memindahkan sekitar selusin orang ke fasilitas lain untuk perawatan yang lebih maju," kata dokter tersebut.
Seorang petugas polisi mengkonfirmasi kejadian tersebut. Dia mengatakan orang-orang yang tengah berkumpul dalam prosesi perayaan 10 Muharram telah dibubarkan.
Baca Juga: Kesal Direkam saat Tenggak Miras, Polisi Tembak Mati Teman Sendiri
"Beberapa orang telah berkumpul dan mencoba untuk memulai prosesi, mereka dibubarkan."
Muharram adalah salah satu hari paling suci bagi umat muslim, yang didalamnya kerap kali dilangsungkan prosesi untuk mengingat Imam Hussain, cucu Nabi Muhammad, dalam pertempuran sekitar 1400 tahun yang lalu.
Prosesi ini diadakan di seluruh dunia tetapi secara teratur dilarang di Kashmir India sejak pemberontakan meletus pada tahun 1989.
Wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim sebagian besar terbagi antara India dan Pakistan, yang keduanya saling klaim atas kawasan tersebut.
Tahun lalu India mencabut status semi-otonom yang diberikan ke sisi wilayahnya dan ketegangan pun meningkat sejak saat itu.
Umat Muslim dalam prosesi Muharram meneriakkan pro-separatis dan slogan anti-India, kata saksi mata lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban