Suara.com - Jumlah lumba-lumba yang mati dekat kawasan tumpahnya minyak dari kapal Jepang di Mauritius naik menjadi 40 ekor.
Menyadur Asia One, otoritas berwenang pada Jumat (28/8), mengabarkan jumlah lumba-lumba yang mati meningkat dari jumlah sebelumnya yakni 14 ekor per Kamis (27/8).
Nelayan setempat, Yasfeer Heenaye mengatakan dia melihat antara 25 hingga 30 lumba-lumba mati mengambang di laguna Jumat (28/8) pagi. Jumlah kematian diperkirakan akan terus bertambah.
Para nelayan disebutkan mencoba menggiring beberapa lumba-lumba yang masih hidup untuk menjauh dari area tumpahan minyak.
Reuben Pillay, nelayan lain, menyebutkan rombongannya sempat menyaksikan bagaimana sepasang ibu dan anak lumba-lumba berjuang berenang di tumpahan minyak, sebelum akhirnya mati.
"Ada ibu dan bayinya. Dia sangat lelah, di tidak berenang dengan baik. Tetapi sang ibu tetap di sampingnya, dia tidak meninggalkan bayinya untuk pergi bersama kelompok," ujar Pillar.
Sepanjang jalan, sambung Heenaye, induk lumba-lumba itu terus bersama anaknya untuk memberikan perlindungan.
Hingga akhirnya, sang induk terlihat mulai kesulitan untuk berenang. Sementara, bayi lumba-lumba itu mati terlebih dulu.
"Dia (induk) berenang berputar-putar di depan perahu, dia menggerakkan ekornya dengan sangat keras. Setelah lima menit, di berhenti bergerak dan tenggelam," bebernya.
Baca Juga: Bukan Kotak, Wujud Tempe Lumba-Lumba Ini Sukses Bikin Gemas
"Kami mendengar tangisan, saya pikir itu adalah suara seorang perempuan yang ada di kapal, tetapi mereka memberi tahu saya bahwa itu adalah lumba-lumba," imbuh Pillar.
Saat itu, Pillar menyebut apa yang dilihatnya begitu menyayat hati. Ia dan rombongannya tidak mengerti harus berbuat apa.
Kementerian Perikanan Mauritius pada Jumat (28/8), telah menemukan 38 bangkai lumba-lumba yang terdampar di pantai.
"Hasil autopsi pada 25 lumba-lumba yang terdampar di pantai pada Rabu dan Kamis diharapkan keluar pada beberapa hari mendatang," kata Jasvin Sok Appadu, juru bicara kementerian perikanan.
Sejauh ini dokter hewan dari Albion Fisheries Research Centre, hanya memeriksa dua lumba-lumba yang menunjukkan tanda cedera, dan hasil autopsi awal tidak menemukan adanya jejak hidrokarbon di tubuh hewan mamalia ini.
Greenpeace pada Kamis (26/8), meminta pemerintah Maurirtius untuk meluncurkan penyelidikan guna mengetahui penyebab kematian lumba-lumba di sekitar tumpahan minyak kapal Wakashio.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Kapolri Update Ledakan SMAN 72: 29 Siswa Masih Dirawat, Total Korban 96 Orang
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?
-
Jokowi Dukung Gelar Pahlawan, Gibran Puji-puji Jasa Soeharto Bapak Pembangunan
-
Polisi Temukan Serbuk Diduga Bahan Peledak di SMAN 72, Catatan Pelaku Turut Disita
-
Ledakan SMAN 72: Jejak TikTok Terduga Pelaku 8 Jam Sebelum Kejadian Ungkap Hal Mengejutkan!
-
Polisi Dalami Motif Ledakan SMAN 72, Dugaan Bullying hingga Paham Ekstrem Diselidiki
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Pimpinan KPK Melayat
-
Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Adalah Siswa Sendiri, Kapolri Ungkap Kondisinya
-
Kawanan Begal Pembacok Warga Baduy di Jakpus Masih Berkeliaran, Saksi dan CCTV Nihil, Kok Bisa?
-
Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun