Suara.com - Keberadaan alat bantu pernapasan atau ventilator sangat dibutuhkan di tengah kondisi mewabahnya Virus Corona atau Covid-19. Seperti yang telah kita ketahui, gejala-gejala seseorang yang terjangkit virus ini adalah gangguan pernapasan seperti batuk, sesak napas atau flu.
Melihat kondisi tersebut, sebagai bentuk kepedulian dan upaya mendukung program pemerintah dalam menanggulangi Covid-19, Universitas Gunadarma dan Sari Teknologi melakukan riset pengembangan alat bantu pernapasan, yang saat ini sangat dibutuhkan oleh para pasien yang mengalami kesulitan pernapasan.
Kesulitan bernapas ditandai dengan adanya pneumonia. Ventilator merupakan mesin penunjang kehidupan untuk membantu pernapasan bagi pasien yang tidak dapat bernapas sendiri secara normal.
Ventilator dapat membantu pasien, agar mendapat asupan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Alat tersebut berfungsi untuk membantu menyuplai oksigen kedalam saluran pernapasan.
Pengembangan purwa rupa alat bantu pernapasan ini dapat mengatur secara otomatis dalam menghasilkan udara/oksigen berdasarkan ritme/frekuensi pernapasan (respiratory rate) dan tingkat kebutuhan volume oksigen (tidal volume), sehingga suplai oksigen ke sistem pernapasan manusia sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan serta sinkronisasi dengan saat pasien ketika bernapas (menghirup/menghembuskan udara).
Selain itu, untuk memonitor suplai oksigen yang dihasilkan, diberikan peralatan sensor untuk melihat tekanan maupun volume oksigen yang dihasilkan, serta detak jantung yang dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pasien untuk meminimalisir risiko dalam penggunaan peralatan bantu ini.
Komponen dalam purwarupa peralatan ini menggunakan sebagian besar peralatan produksi dalam negeri (TKDN) sekitar 80 persen.
Riset pembuatan ventilator ini dilakukan oleh Ir. Yohanes Kurnia, yang mengeluti bidang pembuat robot dan pendiri sekolah robot bersama tim Sari Teknologi dan dibantu oleh Universitas Gunadarma, yaitu Prof. Adang Suhendra dan Dr. Bhakti Gunawan.
Tujuan dari pembuatan ventilator ini, menurut Universitas Gunadarma, untuk membantu dokter di barisan terdepan yang membutuhkan ventilator atau alat bantu bagi yang terkena Covid-19.
Baca Juga: Gunadarma, PTS Bereputasi Internasional Buka Pendaftaran Online dan Offline
“Dengan dukungan dan bantuan dari Universitas Gunadarma, kami telah berhasil menyelesaikan desain, konsep system knocked down dan low cost ventilator dengan material yang hampir semuanya dari dalam negeri, untuk dapat diproduksi dengan cepat, singkat, efisien dan semurah mungkin, tapi bukan murahan. Alat ini saya sebut sebagai Designer of Ventilator KDLC IOT Based,” kata Yohanes.
“Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi Dan Komunikasi Nasional atau APTIKNAS pun sangat mendukung karya-karya anak bangsa dan ini merupakan kebanggaan kita bersama dalam menolong kita semua melawan Virus Corona dan menolong pasien yang terjangkit Virus Corona,” tambah Yohanes.
Pihaknya juga selalu mendukung Indonesia maju bersama karya anak bangsa, khususnya bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan mendukung Teknologi Otomasi yang memang terus dikembangkan bersama, termasuk produk Portable Robot Ventilator ini, yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT).
Purwarupa ini terus dikembangkan, dan dalam waktu dekat akan diajukan untuk mendapatkan sertifikat standar fasilitas alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan).
Produksi alat kesehatan ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan Universitas Gunadarma, sehingga produk yang dihasilkan akan menjadi karya anak bangsa, yang diharapkan ke depan bisa berkontribusi membantu menyediakan alat kesehatan yang diproduksi oleh Indonesia, sekaligus menunjukkan sinergitas antara pihak akademisi dan industri.
Alat kesehatan yang satu ini sudah lolos uji klinis dan siap untuk segera diproduksi agar dapat digunakan dan di produksi sebanyak-banyaknya untuk bangsa dan negara Indonesia.
Berita Terkait
-
Gunadarma, PTS Bereputasi Internasional Buka Pendaftaran Online dan Offline
-
Gunadarma Technopark, Pusat Pengembangan Teknologi, Pendidikan, dan Bisnis
-
Tiga Hari Sebelum Meninggal Jaksa Fedrik Pasang Ventilator
-
Bangga! Ventilator Buatan Indonesia Siap Diproduksi Massal
-
Kantongi Izin Edar, 5 Ventilator Buatan Indonesia Siap Diproduksi Massal
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Wings Air Resmi Buka Rute JemberBali, Jadwal Penerbangan Segera Dirilis
-
Bangun Ulang dari Puing, 5 Fakta Rumah Ahmad Sahroni Rata dengan Tanah Usai Tragedi Penjarahan
-
Ulah Camat di Karawang Diduga Tipu Warga Rp1,2 Miliar Modus Jual Rumah, Bupati Aep Syaepuloh Murka
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online