Suara.com - Pandemi virus corona mengakibatkan 47 juta perempuan dewasa dan anak-anak semakin terdorong ke jurang kemiskinan dengan mengikis sejumlah kemajuan yang telah tercapai dalam beberaap dekade terakhir.
Menyadur Al Jazeera, temuan dampak wabah virus corona terhadap kesejahteraan perempuan tersebut diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (2/9).
PBB mengatakan perempuan akan lebih terdampak dibandingkan laki-laki, terkait dengan jatuhnya ekonomi dan hilangnya lapangan pekerjaan akibat pandemi virus corona.
"Meningkatnya kemiskinan di kalangan perempuan, merupakan dampak yang jelas atas kekurangan dalam cara kita membangun masyarakat dan ekonomi kita," Phumzile Mlambo-Ngcuka, kepala PBB bidang perempuan.
Selama pandemi, sambung Phumzile, perempuan kehilangan pekerjaan lebih cepat dari pada laki-laki, mengingat mereka lebih mungkin diperkerjakan di sektor-sektor yang paling terpukul oleh lockdown seperti ritel, restoran, dan hotel.
Perempuan juga lebih cenderung bekerja di perekonomian informal, biasanya dalam profesi seperti pekerja rumah tangga yang sering kali tak mendapatkan asuransi kesehatan, tunjangan pengangguran, atau perlindungan lainnya.
"Kami tahu bahwa perempuan mengambil sebagian besar tanggung jawab untuk mengurus keluarga; mereka berpenghasilan lebih sedikit, menabung lebuh sedikit dan memiliki perkerjaan yang jauh lebih tidak aman," kata Phumzile.
Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO) PBB, sekitar 70 persen pekerja rumah tangga di seluruh dunia pada Juni ini, telah kehilangan penghasilan akibat Covid-19.
Secara keseluruhan, PBB bidang Perempuan dan Program Pembangunan (UNDP), memperkirakan pandemi akan membuat 96 juta orang hidup dalam kemiskinan ekstrim pada tahun depan, di mana hampir setengahnya merupakan perempuan dewasa dan anak-anak.
Baca Juga: Marcus Rashford Bentuk Satgas Perangi Kemiskinan Anak di Inggris
Hal itu akan membuat jumlah perempuan dewasa dan anak-anak hidup dalam kemiskinan dengan penghasilan sekitar atau kurang dari USD 1,90 (Rp 28.094) per hari, menjadi 435 juta.
Pada 2021, untuk setiap 100 pria berusia 25-34 tahun yang hidup dalam kemiskinan ekstrem akan ada 118 perempuan yang terdampak.
Sementara pada 2030, kesenjangan akan meningkat dengan naiknya jumlah perempuan hyang terdampak menjadi 121, untuk setiap 100 orang, sebagaimana perkiraa dari PBB.
Administrator UNDP, Achim Steiner menyebut pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu perempuan dalam pekerjaan bergaji rendah dan informal, melalui program terkait pendidikan, keluarga berencana hingga upah.
"Lebih dari 100 juta perempuan dewasa dan anak-anak dapat dihindarkan dari kemiskinan jika pemerintah menerapkan strategi komprehensif yang bertujuan untuk memberikan akses pendidikan, keluarga berencana, upah yang adil dan setara, dan memperluas transfer sosial," kata Steiner.
Disebutkan, hampir tiga dari setiap lima perempuan miskin di dunia tinggal di sub-Sahara Afrika, dan wilayah tersebut akan menjadi kawasan dengan tingkat kemiskinan tertinggi selepas pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Kapolri Update Ledakan SMAN 72: 29 Siswa Masih Dirawat, Total Korban 96 Orang
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?
-
Jokowi Dukung Gelar Pahlawan, Gibran Puji-puji Jasa Soeharto Bapak Pembangunan
-
Polisi Temukan Serbuk Diduga Bahan Peledak di SMAN 72, Catatan Pelaku Turut Disita