Suara.com - Seorang juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert menyebut Alexei Navalny diracun oleh agen saraf dari kelompok Novichok.
Menyadur Sputnik News pada Kamis (03/09/2020), ia menambahkan bahwa kementerian luar negeri Jerman akan memanggil duta besar Rusia untuk memberi tahu tentang hasil tes.
"Atas permintaan Klinik Universitas Charite Berlin, laboratorium Bundeswehr melakukan uji toksikologi pada sampel Alexei Navalny. Ini memberikan bukti tak terbantahkan tentang agen saraf kimiawi dari kelompok Novichok," bunyi pernyataan Steffen Seibert.
Selanjutnya Steffen Seibert juga mengatakan pihaknya akan meminta mitra mereka dari Uni Eropa dan NATO untuk memberikan tanggapan bersama.
Menanggapi klaim tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengklarifikasi bahwa pihaknya belum dapat kabar dari Berlin tentang kesimpulan terkait dugaan keracunan Navalny dengan Novichok.
Di saat yang sama, Leonid Rink, salah satu pengembang Novichok mengatakan bahwa gejala Navalny tidak menyerupai gejala yang muncul setelah keracunan dengan zat saraf.
"Akan ada kejang-kejang dan sebagainya. Gejala yang sama sekali berbeda," kata Rink.
Pada 20 Agustus, tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny tiba-tiba sakit parah ketika berada dalam penerbangan domestik Rusia.
Setelah pendaratan darurat di kota Omsk di Siberia. ia dibawa ke rumah sakit setempat di mana. Pertolongan pertama segera diberikan sekitar 17 menit setelah pendaratan.
Baca Juga: Kremlin Tuduh Jerman Terburu-buru Menyimpulkan Alexei Navalny Keracunan
Selama 44 jam berikutnya, para dokter terus berusaha menyelamatkan hidupnya karena Navalnya mengalami koma dan harus menggunakan ventilator paru-paru buatan.
Segera setelah Navalny jatuh sakit, juru bicaranya Kira Yarmysh segera menyatakan bahwa ada kemungkinan dia telah diracuni.
Setelah melakukan beberapa tes yang melibatkan para ahli dari berbagai bidang, dokter Rusia mengatakan bahwa tidak ada jejak racun yang ditemukan.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisi Navalny disebabkan oleh penurunan glukosa yang tiba-tiba dalam darahnya karena ketidakseimbangan metabolisme.
Pada 22 Agustus, Navalny diterbangkan ke Berlin untuk perawatan lebih lanjut. Dokter Jerman mengklaim bahwa mereka telah menemukan jejak zat dari kelompok penghambat kolinesterase di tubuhnya, yang dibantah oleh dokter Rusia.
Pada 26 Agustus, petugas medis Rusia menerbitkan surat terbuka yang menolak kritik yang mereka hadapi setelah transportasi Navalny ke klinik Jerman, yang menggambarkan situasi di sekitar aktivis sebagai diagnosis politik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Malam Tahun Baru di Bundaran HI Dijaga Ketat, 10 K-9 Diterjunkan Amankan Keramaian
-
Kapolri: Warga Patuh Tanpa Kembang Api, Doa Bersama Dominasi Malam Tahun Baru
-
8 Anak Terpisah dengan Keluarga di Malioboro, Wali Kota Jogja: Bisa Ditemukan Kurang dari 15 Menit
-
Menko Polkam Pastikan Malam Tahun Baru Aman: Tak Ada Kejadian Menonjol dari Papua hingga Lampung
-
Gus Ipul Pastikan BLTS Rp900 Ribu Jangkau Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Diguyur Hujan, Massa Tetap Padati Bundaran HI di Malam Tahun Baru 2026
-
Belasan Nyawa Melayang di Galangan Kapal PT ASL Shipyard: Kelalaian atau Musibah?
-
Kawasan Malioboro Steril Kendaraan Jelang Tahun Baru 2026, Wisatawan Tumpah Ruah
-
Bantuan Rp15 Ribu per Hari Disiapkan Kemensos untuk Warga Terdampak Bencana
-
Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Siap Matikan dan Tegur Warga!