Suara.com - Harapan agar Sumatera Barat menjadi provinsi pendukung negara Pancasila yang terlontar dari Puan Maharani menuai protes keras dalam dua hari terakhir dan kini berkembang menjadi bola liar.
Berbagai analisis terhadap pernyataan putri Megawati Soekarnoputri itu dilontarkan sejumlah kalangan. Mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai melalui akun Twitter @NataliusPigai2 bahkan ikut memaparkan analisisnya.
"1. Minang anti Pancasila. 2. Minang jangan mimpi jadi Presiden karena mereka labeli tidak Pancasilais. 3. Bro Fadli Zon harapanmu jadi Presiden sudah ditutup. Mereka kandangkan Minang sebagai parasit negara seperti yang dilakukan Hitler pada Jahudi. Kejam! Kekerasan verbal," kata Natalius Pigai.
Ketika isu itu masih baru mengemuka, beberapa waktu yang lalu Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyindir bahwa hanya kalangan yang tidak membaca dan memahami sejarah bangsa Indonesia yang masih meragukan masyarakat Sumatera Barat mendukung Pancasila.
Politikus asal Minang itu menyebutkan tiga tokoh nasional dari Minang yang ikut merumuskan Pancasila dan konstitusi.
"Hanya orang-orang yang tak membaca dan mengerti sejarah yang masih meragukan masyarakat Sumbar mendukung Pancasila. Ada 3 orang Minang hebat di belakang perumusan Pancasila dan UUD 1945: Mohammad Hatta, Muhammad Yamin dan H. Agus Salim. Bahkan Bung Hatta adalah salah seorang Proklamator," kata Fadli Zon melalui akun Twitter @fadlizon.
Fadli menekankan protes yang muncul dari masyarakat Minang dan sejumlah tokoh terhadap pernyataan Puan bukan dimaksudkan untuk menggoreng isu.
"Ini bukan menggoreng ya, saya kira dari diksinya saja sudah jelas ada semacam keraguan. Ini mungkin slip of the tongue, ada salah ucap atau salah bicara. Kalau salah ucap mudah saja, tinggal diralat atau kalau lebih jauh minta maaf," kata Fadli Zon dikutip Suara.com dari tayangan Kabar Petang TV One, Jumat (4/9/2020).
Menurut Fadli, jika Puan tidak meralat atau meminta maaf dan memilih tetap mempertahankan argumentasinya justru akan merugikan diri sendiri secara politik.
Baca Juga: Ini Dampak Serius Ucapan Puan Jika Digoreng Terus Sama Lawan Politiknya
"Tapi kalau mau mempertahankan argumentasi ini, saya kira akan merugikan diri sendiri karena orang Minang dikenal cukup kritis, egaliter, tidak feodal. Kalau salah ya pasti dikoreksi," ujar Fadli Zon.
"Justru pernyataan seperti ini yang memicu perpecahbelahan, bukan komentar setelah itu. 'Sumatera Barat mudah-mudahan semoga menjadi provensi yang memang mendukung negara Pancasila' itu jelas sekali saya kira kalau diberikan ke pelajaran Bahasa Indonesia itu maksudnya apa? Apakah itu artinya ada keraguan atau apa?" Fadli bertanya-tanya.
Belajar dari polemik yang muncul, Fadli menyarankan kepada elite politik agar lebih sensitif mengangkat isu.
"Jangan beretorika dengan hal-hal ideologis seperti ini yang dipersoalkan, karena ini yang menurut saya akan memecah belah seperti ini. Masalah ideologi ini sudah selesai, masalah Pancasila itu sudah selesai 18 Agustus 1945. Itu sudah selesai," kata Fadli.
"Jangan beretorika dengan hal-hal ideologis seperti ini yang dipersoalkan, karena ini yang menurut saya akan memecah belah seperti ini. Masalah ideologi ini sudah selesai, masalah Pancasila itu sudah selesai 18 Agustus 1945. Itu sudah selesai," kata Fadli.
Dampak ke PDI Perjuangan
Berita Terkait
-
DPR Ragu Pindah ke IKN Tahun 2028? Puan: Tunggu Dulu, Belum Lihat Kajiannya
-
Puan 'Bangga' Presiden Indonesia Comeback Pidato di PBB Usai Satu Dekade Absen: Ini yang Ditunggu
-
Sinyal Belum Kompak? Prabowo Sudah Rilis Perpres, Puan Belum Tahu Apa-apa soal IKN Ibu Kota Politik
-
Marak Keracunan Massal MBG, Puan Maharani Desak Evaluasi Total: Anak-anak Jangan Dirugikan!
-
Sorotan Internasional Kasus Keracunan MBG, Puan Maharani Desak Evaluasi Total
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target
-
Wakil Bupati Jember Adukan Bupati ke KPK Terkait Masalah Tata Kelola Pemerintahan
-
Lewat PKA dan PKP, Wamendagri Bima Arya Dorong Lahirnya Pemimpin Berkarakter dan Visioner
-
Dibakar Suami Cemburu, Siti Akhirnya Meninggal Dunia Usai Dirawat Intensif