Suara.com - Pemerintah Afrika Selatan memutuskan untuk melonggarkan penguncian mulai pekan depan, merespon turunnya sebaran kasus virus corona.
Menyadur BBC, negara ini akan keluar dari lockdown yang disebut-sebut sebagai salah satu pembatasan paling ketat di dunia per Minggu (20/9) tengah malam mendatang.
Pelonggaran pembatasan ini meliputi pengurangan jam malam, diizinkannya pertemuan dengan kapasitas 50% dari kapasitas maksimal, dan penjualan alkohol.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam pidatonya mengatakan aturan jarak sosial dan pemakaian masker masih akan terus berlaku.
"Kami telah bertahan dari badai virus corona," ujar Ramaphosa.
"Sekaranglah waktunya untuk mengembalikan negara kita, rakyatnya, dan ekonomi kita ke situasi yang lebih normal yang lebih menyerupai kehidupan kita enam bula lalu," sambungnya.
Ramaphosa menambahkan ia telah berkonsultasi dengan para ahli untuk menurunkan status siaga saat ini ke level satu.
Ada lima pokok pelonggaran yang digarisbawahi oleh presiden. Pertama, pertermuan sosial, keagamaan, politik, dan lainnya akan diizinan selama jumlah peserta maksimal 250 di dalam ruangan, dan 500 orang di luar ruangan.
Kedua, jumlah maksimum orang yang dapat menghadiri pemakaman ditingkatkan dari 50 menjadi 100.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Hampir Capai 100, Akses Masuk ke Pulau Nias Akan Ditutup
Kemudian, tempat olahraga, rekreasi dan hiburan seperti gym dan teater yang semula dibatasi hanya untuk 50 orang, nantinya diperbolehkan menampung 50% dari kapasitas maksimal tempat.
Sementara penjualan alkohol akan kembali diperbolehkan di mana pembeli bisa mengonsumsi miras di toko atau tempat yang memiliki izin.
Selain itu, Ramaphosa mengatakan perjalanan internasional akan diperbolehkan mulai 1 Oktober, dengan persyaratan mereka yang datang dari luar negeri harus menunjukkan hasil tes negatif dan diambil minimal dalam tiga hari sebelum perjalanan.
Guna membangkitkan ekonomi yang merosot akibat lockdown ketat, presiden menyebut tengah menyiapkan paket stimulus.
Negara yang telah memulai penguncian ketat sejak 27 Maret ini telah mencatatkan lebih dari 650 ribu infeksi dengan lebih dari 15 ribu kematian.
Belakangan, jumlah kasus baru dilaporkan telah turun dari 12 ribu per hari, menjadi kurang dari dua ribu pada Juli.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota