Suara.com - Ratusan petugas di laboratorium pengujian Covid-19 dari penjuru Prancis mogok kerja pada Kamis (17/9/2020) waktu setempat.
Menurut keterangan salah satu serikat pekerja terbesar negara itu, aksi mereka tersebut sebagai wujud melakukan protes atas kondisi kerja yang buruk.
Serikat pekerja CGT mengatakan bahwa protes itu mengganggu jalannya pengujian laboratorium di sejumlah kota dan dapat berkepanjangan jika pemilik laboratorium gagal dalam negosiasi.
Sementara pemerintah meminta dilakukan tes yang lebih banyak dan lebih cepat dalam situasi lonjakan kasus baru Covid-19.
"Risiko ini akan terjadi hingga berpekan-pekan mendatang. Tunjangan Covid-19 bukanlah jawaban. Memang hal itu bagus untuk para pekerja dalam hal tingkat upah, namun itu saja tak cukup," kata Eric Sellini, sekretaris federal CGT di cabang laboratorium, dilansir laman Antara, Jumat (18/9/2020).
Seorang perwakilan pekerja, Francois Blanchecotte, menyebut dampak protes itu terhadap proses pengujian Covid-19 tidak terlalu besar.
Sebagian petugas medis mengeluhkan kondisi "masa perang", di mana mereka harus berurusan dengan permintaan yang melimpah dan pasien agresif.
Protes para petugas laboratorium muncul pada hari yang direncanakan oleh CGT untuk menggelar unjuk rasa di jalanan secara nasional.
Serikat pekerja itu menuduh Presiden Emmanuel Macron, menghancurkan sistem keamanan sosial Prancis, merusak layanan untuk masyarakat, dan menempatkan kepentingan bisnis besar di atas para pekerja, bahkan dalam kondisi pandemi yang telah membuat ekonomi hancur dan pemecatan pekerja terpaksa dilakukan.
Baca Juga: Pakai Rok Pendek, Siswi SMA Prancis Lawan Stigma Baju Tak Senonoh
Kebijakan reformasi Presiden Macron untuk meliberalisasi ekonomi dan menunjang daya saing Prancis, telah membuat munculnya gelombang protes, yang terkadang disertai kekerasan, selama tiga tahun ia menjabat.
Berita Terkait
-
Demo di Iran Kutuk Charlie Hebdo yang Terbitkan Lagi Kartun Nabi Muhammad
-
Terbitkan Ulang Karikatur Nabi Muhammad, Majalah Charlie Hebdo Tak Menyesal
-
Intip Festival Tomat di Prancis, Banyak Aneka Ragam Makanan dari Tomat
-
Turki hingga Al Azhar Mesir Kecam Penerbitan Ulang Karikatur Nabi Muhammad
-
Presiden Prancis Tolak Kecam Charlie Hebdo yang Terbitkan Lagi Kartun Nabi
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Apa Saja Isi Tuntutan Demo Nepal? Bikin Presiden dan Perdana Menteri Mundur
-
Aliansi Ibu Indonesia: Ibu Pertiwi Berduka Akibat Kebijakan Elit dan Kekerasan Negara
-
5 Fakta Viral Jukir Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Patok Parkir Rp 30 Ribu, Ini Respon Wali Kota!
-
Pramono Anung Ungkap Reaksi Spontan Pasca Ojol Affan Tewas Dilindas Rantis Brimob
-
Geger! Fadhil Zon Digugat ke PTUN Jakarta soal Pernyataan Kontroversial Peristiwa Mei 1998
-
Pemerintah Tolak Tim Investigasi Independen Kasus Kematian Demo, Yusril: Proses Hukum Sudah Jalan
-
'Jangan Percaya IMF!' Ucapan Lama Menkeu Purbaya Sardewa Kini Jadi Bumerang?
-
Keterlibatan Pelajar Berunjuk Rasa Meningkat: Bukti Kesadaran Dini Melawan Sistem yang Menindas!
-
Detik-detik Pria Berjilbab Rampok Mobil Pajero Sport di Bandara
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Jusuf Kalla: Memang Perlu Ada Perubahan, Kesejahteraan hingga Keadilan