Suara.com - Terlepas dari berbagai kontroversi yang muncul, nama mantan Jenderal Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo semakin banyak dibicarakan publik, terutama setelah bergabung ke kelompok yang menamakan diri Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia.
Setelah pro kontra pernyataan Gatot yang mengaku dicopot dari Panglima TNI pada akhir 2014 karena memerintahkan anggotanya menyaksikan film Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI 1956, gerakan politik Gatot semakin banyak dibahas ketika rencana deklarasi KAMI di Kota Surabaya, Jawa Timur, dibubarkan polisi dan ditolak kelompok masyarakat setempat.
Sebagian orang mendukung Gatot. Sebagian mengkritisinya. Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul salah satu yang mengkritisi, dia menyebut Gatot salah bergabung dengan KAMI.
"Mas Gatot Nurmantyo jenderal purn mantan Pangab salah bergabung di KAMI, mestinya dirikan AKU karena faktanya yang selama ini menjadi isi pemberitaan hanya beliau, yang lainnya hanya penari latar ha ha ha," demikian tulis Ruhut di media sosialnya.
Beberapa waktu lalu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi pernyataan Gatot yang merasa dicopot dari jabatan Panglima TNI karena menginstruksikan anggota menonton film Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI 1965. "Tentang pencopotannya, itu pendapat subyektif. Karena itu penilaian subyektif ya boleh-boleh saja, sejauh itu perasaan," ujar Moeldoko, Kamis (1/10/2020)
Menurut Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI, apa yang dipikirkan Moeldoko belum tentu sesuai dengan penilaian pemimpinnya. Moeldoko menegaskan pergantian pucuk pimpinan TNI berdasarkan pertimbangan-pertimbangan matang. Pertimbangannya bukan hanya pertimbangan kasuistis, tapi secara komprehensif
Belakangan yang tak kalah menarik perhatian, sikap Gatot dan KAMI yang menyatakan mendukung rencana aksi mogok nasional buruh mulai 6 Oktober hingga waktu pembahasan omnibus law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja dalam sidang paripurna DPR pada 8 Oktober 2020.
Dalam pernyataan dukungan KAMI yang ditandatangani Presidium KAMI Gatot Nurmantyo, Rochmat Wahab, dan Din Syamsuddin menyebutkan, "mencermati bahwa kaum buruh Indonesia akan mengadakan mogok nasional pada 6-8 Oktober 2020, maka KAMI mendukung langkah konstitusional kaum buruh tersebut."
"(Dan) mengimbau kepada jejaring KAMI di seluruh Indonesia dan juga semua gerakan masyarakat sipil lainnya dimanapun berada untuk bahu membahu bersama kaum buruh Indonesia dalam mewujudkan ikhtiar dan perjuangan menuntut hak demi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan rakyat," sambungnya.
Baca Juga: Jansen PD: Kalau Izinnya Rumit, Tak Ada yang Mau Ziarah ke TMP Kalibata
Dukungan Gatot dan KAMI ke rencana aksi mogok nasional dikomentari secara kritis oleh pegiat media sosial Denny Siregar. "Sekarang mau nunggangi aksi menolak omnibus law. Jadi paham kan, dimana kita harus berdiri?"
Berita Terkait
-
Rocky Gerung Ungkap Riset KAMI: Awal 2026 Berpotensi Terjadi Crossfire Antara Elit dan Rakyat
-
Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Satir Pendidikan dan Perjuangan Anak Muda
-
Review Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Potret Realistis Kehidupan Mahasiswa Indonesia
-
Eks Panglima TNI Sebut Prabowo Bisa Kena Imbas Pelanggaran HAM Berat jika Tak Copot Kapolri
-
Soal Wacana Darurat Militer, Gatot Nurmantyo Ungkap Dampak Mengerikan Jika Prabowo Nekat Setujui
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan
-
Pramono Anung Siapkan Insentif untuk Buruh di Tengah Pembahasan UMP 2026
-
Waka BGN Minta Maaf Usai Dadan Dianggap Tak Berempati: Terima Kasih Rakyat Sudah Mengingatkan
-
Ogah Berlarut-larut, Pramono Anung Targetkan Pembahasan UMP Jakarta 2026 Rampung Hari Ini
-
Blak-blakan Dino Patti Djalal Kritik Menlu Sugiono agar Kemlu Tak Raih Nilai Merah
-
Tragedi Maut di Exit Tol Krapyak Semarang: Bus Cahaya Trans Terguling, 15 Nyawa Melayang
-
Pesan Hari Ibu Nasional, Deteksi Dini Jadi Kunci Lindungi Kesehatan Perempuan
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG