Suara.com - Politikus Ferdinand Hutahaean yang baru saja mengumumkan mundur dari Partai Demokrat dan akan menjadi pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo mengapresiasi dukungan publik atas langkah politiknya.
"Saya ucapkan terimakasih kepada semua sahabat atas dukungan dan doanya atas sikap politik saya. Maaf saya tak bisa komen satu persatu dan ucapkan terimakasih. Terimalah hormatku untuk kalian semua," kata Ferdinand yang menjabat kepala Biro Energi dan Sumber Daya Mineral DPP Partai Demokrat .
Semenjak mengumumkan sikap politik, kemarin pagi, dia mengaku banyak sekali dihubungi insan pers dan kolega dari partai untuk bicara tentang langkahnya.
"Sedari pagi, setelah cuitan saya keluar, saya sibuk menjawab teman-teman media dan teman-teman kader partai dari seluruh Indonesia dan juga teman-teman politisi dari partai lain. Saya ucapkan terimakasih atas dukungan yang saya terima," katanya.
Setelah ini, Ferdinand menekankan "terpenting sekarang , ayo jaga negeri ini dari tangan-tangan vandalisme politik."
Politikus Partai Solidaritas Indonesia Dedek Prayudi salah satu yang mengapresiasi langkah Ferdinand. Dia bisa paham kenapa koleganya itu mengambil sikap demikian.
"Entah apa yang harus aku katakan. Di satu sisi, aku percaya bang Ferdinand adalah orang baik dan setiap wadah politik membutuhkan orang baik di dalamnya. Di sisi lain, kalau kendaraan sudah tidak sejalan sebaiknya keluar daripada mengubah tujuan," kata Dedek.
Kemarin, sebagaimana laporan Suara.com, Ferdinand menjelaskan alasan meninggalkan Partai Demokrat yang kini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono. Dia menekankan memutuskan pergi karena beda prinsip dan keyakinan politik. Puncaknya terkait masalah Undang-Undang Cipta Kerja.
Di tengah keputusan pergi meninggalkan Partai Demokrat, langkah Ferdinand tak luput dari tuduhan miring dari kalangan yang disebutnya "kaum kadal."
Baca Juga: Kini Pro Jokowi, Ferdinand: Buat Kaum Kadal yang Tuduh Penjilat, Anda Salah
Kepada mereka yang memberi cap penjilat, Ferdinand mengatakan, "jadi kepada kaum kadal-kadal yang coba merusak integritas saya dengan kata penjilat, anda salah. Salah orang dan salah waktu. Kalau mau menjilat, mestinya saat salam komando ini saya menjilat Jokowi biar jadi pejabat."
Dalam pernyataan yang disampaikan di media sosial, dia menyebut saat ini pemerintah sedang melawan musuh negara yaitu pihak yang ingin merusak NKRI dan Pancasila serta politisi yang mencari keuntungan politik dari kisruh bangsa.
Kepala Biro Energi dan Sumber Daya Mineral DPP Partai Demokrat mengaku keberpihakannya kepada pemerintah merupakan keberpihakan kepada negara.
Dia mengatakan pemerintah sedang bekerja keras, "tapi disisi lain ada sekelompok orang berpolitik untuk kelompok, bahkan tega rusak NKRI, saya akan lawan."
"Sekarang saya mendukung pemerintah bukan mendukung Jokowi sebagai pribadi. Pemimpin akan datang dan pergi tetapi negara tak akan pergi. Dan saya selalu berpolitik untuk bangsa," kata Ferdinand.
Kepada kalangan yang menuduhnya penjilat penguasa demi mendapatkan jabatan, Ferdinand katakan hanya menertawakan mereka. "Karena dia tak kenal dengan Ferdinand Hutahaean."
Berita Terkait
-
Purbaya Blak-blakan Kondisi RI Era Jokowi: Ekonomi Susah, Swasta Enggak Dikasih Ruang
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Alasan Eks Ajudan Jokowi Dipanggil Kejaksaan dalam Dugaan Pencucian Uang
-
Tak Main-main! PSI Riau Targetkan 60 Kursi di 2029, Sebut Jokowi akan Ikut Mengurus Partai
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
Terkini
-
Terkuak! Motor Anggota Polri Nunggak Cicilan Jadi Pemicu Pengeroyokan Maut 2 Matel di Kalibata
-
Ratusan Rumah Luluh Lantak, Pemkab Agam Membutuhkan 525 Huntara Bagi Korban Banjir
-
Wagub Sumut Apresiasi Bantuan Korban Banjir dan Longsor dari Pemprov Bengkulu
-
Sidang Etik 6 Anggota Yanma Pengeroyok Matel di Kalibata Digelar Pekan Depan, Bakal Dipecat?
-
Menanti Status Bencana Nasional Sumatera sampai Warga Ingin Ajukan Gugatan
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen
-
BGN Minta SPPG Tidak Lagi Menggunakan Makanan Buatan Pabrik Pada Program MBG
-
Tak Hanya Ciptakan Lapangan Kerja, Waka BGN Sebut Program MBG Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan
-
6 Anggota Yanma Mabes Polri Jadi Tersangka Kasus Tewasnya 2 Debt Collector, Ini Identitasnya
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?