Suara.com - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono, mengkritisi kebijakan buku tamu atau pendataan pelanggan yang dibuat Gubernur Anies Baswedan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Miko menilai cara ini tak efektif mencegah penularan corona. Menurutnya penelusuran pasien corona di Jakarta yang dilakukan Dinas Kesehatan sudah menurun dibandingkan sebelum bulan April.
"Enggak bisa lah. Tahu nggak? Upaya kontak tracing udah menurun sejak bulan April," ujar Miko saat dihubungi, Senin (12/10/2020).
Miko menyebut sebelum bulan April, satu pasien positif corona bisa ditelusuri hingga ke 20 orang. Namun sekarang ini hanya ke sekitar 5 orang yang diduga memiliki kontak erat dengan pasien.
"Kalau bulan April, satu orang positif bisa ditracing ke 20 kontak. Sekarang, dari satu kasus cuma ditracing ke lima sampai sepuluh orang," kata Miko.
Menurutnya hal ini disebabkan oleh pasien corona yang terlalu banyak. Upaya tracing yang bisa dilakukan jadi terbatas.
"Sekarang itu kasus makin banyak, petugasnya kewalahan," jelasnya.
Karena itu, ia menyarankan agar Anies menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Lokal (PSBL) meski sudah memasuki masa PSBB transisi. RT atau RW hingga wilayah yang tergolong zona merah harus segera dilockdown.
"Kalaupun tidak dilakukan PSBB provinsi, ya lokal dilakukan pembatasan," pungkasnya
Baca Juga: Joy Tobing Menangis Sembuh dari Covid-19
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan membuat kebijakan baru dalam aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Salah satunya adalah dengan mewajibkan sektor yang dibuka menyediakan buku tamu.
Anies mengatakan, buku tamu itu nantinya berfungsi untuk mencatat siapa saja karyawan atau pelanggan yang datang atau hadir ke lokasi yang dibuka. Ketentuan baru ini harus dipatuhi semua pihak yang diizinkan beroperasi saat masa PSBB.
"Kebijakan baru yang diterapkan dalam PSBB Masa Transisi saat ini adalah pendataan pengunjung dan karyawan dalam sektor yang dibuka, dapat menggunakan buku tamu," ujar Anies dalam keterangan tertulis, Minggu (11/10/2020).
Tak hanya buku tamu, Anies juga menyebut pihaknya sudah membuat fitur tambahan dalam aplikasi Jakarta Kini (Jaki) untuk mendata pelanggan atau karyawan. Menurutnya pendataan ini penting bagi pihaknya untuk mendata karena membantu kegiatan penelusuran pasien Covid-19.
"Aplikasi teknologi yang telah berkolaborasi dengan pemerintah untuk memudahkan analisis epidemiologi khususnya contact tracing," jelasnya.
Berita Terkait
-
Cerita Peternak Rumahan, Ikuti 'Demam' Cupang di Pekanbaru
-
Joy Tobing Menangis Sembuh dari Covid-19
-
Update Corona RI 12 Oktober: Pasien Positif Tembus 3.267, Sembuh 3.492
-
Studi Australia: Virus Corona Bisa Bertahan di Permukaan Selama 4 Minggu!
-
Anies Terapkan Lagi PSBB Transisi, Satgas Covid: Remnya Mungkin Dikendurkan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
Terkini
-
Takut Kabur? Polri Cegah Adik Jusuf Kalla hingga Eks Direktur PLN Keluar Negeri
-
Buntut Tragedi Maut Al Khoziny, Izin Pendirian Ponpes Bakal Dirombak Total
-
Rocky Gerung: Bukti dari KPU Justru Perkuat Ijazah Jokowi Palsu, 'Dinasti Solo' Makin Terkepung
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Berakhir: 67 Nyawa Melayang, Potongan Tubuh Jadi Temuan Terakhir Tim SAR
-
TNI Apresiasi PLN: Listrik Andal Sukses Kawal HUT TNI ke-80
-
Listrik PLN Andal, Kunci Suksesnya Ajang MotoGP Mandalika 2025
-
Drama Alphard Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer: Disita KPK, Ternyata Cuma Mobil Sewaan Kementerian
-
Dana Transfer DKI Dipangkas Rp15 Triliun, Menkeu ke Pramono: Kayaknya Masih Bisa Dipotong Lagi!
-
Dana Transfer dari Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Sebut Anggaran KJP-KJMU Tetap Aman
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 7 Oktober 2025: Waspada Hujan Lokal di Sejumlah Kota