Suara.com - Presiden Donald Trump sangat senang ketika mendengar pernyataan baru-baru ini oleh seorang pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia bahwa mengecam lockdown.
"Organisasi Kesehatan Dunia, apakah Anda melihat apa yang terjadi? Mereka keluar beberapa saat yang lalu dan mereka mengakui bahwa Donald Trump benar," ujar Trump saat rapat umum di Sanford, Florida setelah pulih dari virus corona, disadur dari New York Post, Selasa (13/10/2020).
"Lockdown membuat kerusakan yang luar biasa pada negara-negara bagian yang dikelola Demokrat di mana mereka dikunci, ditutup. Tingkat bunuh diri, tingkat narkoba, alkoholisme, kematian dalam berbagai bentuk. Anda tidak bisa melakukan itu," sambung Trump.
Trump mengecam capres dari Partai Demokrat Joe Biden karena mengatakan pada bulan Agustus bahwa dia akan memberlakukan kembali pembatasan yang ketat jika para ilmuwan menyarankannya.
"Biden akan menghentikan pemulihan kami, menunda vaksin, memperpanjang pandemi, dan memusnahkan ekonomi Florida dengan lockdown yang kejam dan tidak ilmiah - itulah yang ingin dia lakukan, menguncinya, mengunci semua orang," kata Trump.
"Dan Anda tahu apa? Jika Anda merasa tidak enak untuk pergi keluar, tetaplah, rileks, diam. Anda tahu kelompok risikonya, Anda tahu orang yang lebih tua." tambah Trump.
Dr David Nabarro, salah satu utusan WHO mengatakan minggu ini dalam sebuah wawancara video dengan majalah Spectator bahwa tindakan pembatasan wilayah atau lockdown hanya boleh digunakan sebagai upaya terakhir.
"Kami di Organisasi Kesehatan Dunia tidak menganjurkan lockdown sebagai cara utama pengendalian virus ini," kata Nabarro.
"Satu-satunya saat kami yakin bahwa lockdown dapat dibenarkan adalah untuk memberi Anda waktu untuk mengatur ulang, menyusun kembali, menyeimbangkan kembali sumber daya Anda, melindungi petugas kesehatan Anda yang kelelahan, tetapi pada umumnya, kami lebih suka tidak melakukannya." jelasnya.
Baca Juga: Taliban Dukung Donald Trump Menangi Pilpres AS, Tim Kampanyenya Menolak
Nabarro mengatakan pembatasan yang ketat menyebabkan kerugian yang signifikan, terutama pada ekonomi global.
"Lockdown hanya memiliki satu konsekuensi yang tidak boleh Anda remehkan, dan itu membuat orang miskin menjadi semakin miskin," katanya.
Nabarro menambahkan bahwa lockdown telah berdampak parah pada negara-negara yang ekonominya bertumpu pada sektor pariwisata.
"Lihat saja apa yang terjadi pada industri pariwisata di Karibia, misalnya, atau di Pasifik karena orang-orang tidak berlibur," kata Nabarro kepada majalah tersebut.
"Lihat apa yang terjadi pada petani kecil di seluruh dunia. Lihat apa yang terjadi pada tingkat kemiskinan. Tampaknya kita mungkin memiliki dua kali lipat kemiskinan dunia pada tahun depan. Kami mungkin memiliki setidaknya dua kali lipat kasus malnutrisi anak." sambungnya.
Dalam sebuah artikel di 4sd.info, laman internet mengenai upaya pencapaian pembangunan berkelanjutan, Nabarro menyatakan bahwa kondisi saat ini memang menjadi tantangan yang rumit bagi para pemimpin negara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Terkini
-
Kebakaran Maut Hong Kong: 44 Tewas Terpanggang, 279 Hilang, Kelalaian Renovasi Jadi Penyebab?
-
Polri Prediksi 2,9 Juta Kendaraan Keluar Jakarta Saat Libur Nataru, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Kebakaran Dahsyat di Hong Kong: 2 WNI Tewas, Ratusan Orang Masih Hilang
-
Saat Damkar Sleman Jadi Pelarian Warga untuk Segala Masalah: Dari Ular hingga Urusan Hati
-
Menteri PANRB Jumpa Menko Infrawil: Bahas Pelayanan Publik Sampai Program Prioritas Presiden
-
Jokowi Dituding Resmikan Bandara 'Siluman' IMIP, PSI Meradang: Itu Fitnah, Jangan Manipulasi Fakta!
-
KPK Jelaskan Asal Usul Kasus ASDP yang Terdakwanya Direhabilitasi Presiden
-
Resmi! 86 Anak Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Ajukan Permohonan Pelindungan ke LPSK
-
Viral Petugas Dipecat Gara-gara Tumbler Penumpang, Ini Klarifikasi KAI Commuter
-
Duduk Perkara Kasus ASDP Berujung Rehabilitasi Prabowo, Kenapa KPK Bersikukuh Ira Puspadewi Korupsi?