Suara.com - Dua unit sampah luar angkasa yang diperkirakan dapat bertabrakan telah lewat dengan aman.
Mereka terhindar dari tabrakan, kata sebuah perusahaan rintisan Silicon Valley yang menggunakan radar untuk melacak obyek di orbit.
Sebelumnya diperkirakan satelit Rusia yang mati dan segmen roket China yang dibuang kemungkinan datang dalam jarak 25 meter satu sama lain, demikian kata LeoLabs.
Namun pada Jumat pagi tidak ada tanda-tanda puing di atas Antartika, demikian pernyataan terbaru.
- China luncurkan roket penjelajah ke Mars, akankah susul kesuksesan Amerika?
- Dua astronot AS tiba di stasiun luar angkasa ISS, disambut dua kosmonot Rusia
- Siklus 26 bulan, Mars kini dalam posisi terdekat dan paling terang dari Bumi
Pakar lain memperkirakan Kosmos-2004 dan bagian roket ChangZheng akan lewat dengan jarak yang jauh lebih besar.
Dengan mempertimbangkan benda-benda yang memiliki massa gabungan lebih dari 2,5 ton dan kecepatan relatif 14,66 km/detik (32.800 mph), setiap tabrakan akan menjadi bencana besar dan menghasilkan puing-puing.
Dan mengingat ketinggian hampir 1.000 km, fragmen yang dihasilkan akan bertahan untuk waktu yang sangat lama, menimbulkan ancaman bagi satelit yang beroperasi.
https://twitter.com/LeoLabs_Space/status/1316919600160903168
Dr Moriba Jah, seorang ahli astrodinamik dari University of Texas di Austin, AS, memperkirakan selisih jarak benda luar angkasa itu menjadi sekitar 70 meter.
Baca Juga: Rusia Akan Luncurkan Misi ke Bulan pada 2021
Dan Aerospace Corporation, sebuah konsultan yang sangat dihormati, memiliki kesimpulan yang sama.
Dengan semakin banyaknya satelit yang diluncurkan, kekhawatiran makin menguat tentang potensi tabrakan.
Menjadi kekhawatiran yang besar adalah populasi perangkat keras yang berlebihan di orbit - sekitar 900.000 obyek lebih besar dari 1cm menurut beberapa perhitungan - dan semua itu mampu membuat kerusakan besar atau bahkan menghancurkan pesawat ruang angkasa operasional dalam pertemuan berkecepatan tinggi.
Minggu ini, Badan Antariksa Eropa merilis laporan tahunan 'State of the Space Environment', yang menyoroti masalah peristiwa fragmentasi yang sedang terjadi.
Ini termasuk ledakan di orbit yang disebabkan oleh sisa energi dalam bahan bakar dan baterai di pesawat ruang angkasa dan roket tua.
Rata-rata selama dua dekade terakhir, terjadi 12 fragmentasi tidak disengaja di luar angkasa setiap tahun- "dan sayangnya tren ini terus meningkat", kata badan tersebut.
Pada pekan ini juga, dalam International Astronautical Congress yang diadakan secara online, sekelompok ahli mendaftar apa yang mereka anggap sebagai 50 obyek telantar yang paling mengkhawatirkan di orbit.
Sebagian besar dari mereka adalah bagian roket Zenit dari era Rusia kuno alias era Soviet.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
Terkini
-
Mengapa Tutut Soeharto Gugat Menteri Keuangan Purbaya ke PTUN?
-
DPR Dukung Aturan Satu Warga Satu Akun Medsos, Legislator PKS: Bisa Cegah Kriminal
-
Kepsek Dicopot Gegara Anak Walikota Prabumulih? Klarifikasi Malah Bikin Warga Meradang!
-
Kekayaan Tutut Soeharto yang Gugat Menteri Keuangan Purbaya
-
Ratusan Siswa di Banggai Kepulauan Keracunan Usai Santap MBG
-
DPR Enggan Ambil Pusing Pigai Ganti Istilah Aktivis Hilang: Terpenting Kembalikan ke Keluarganya
-
Mendagri Beberkan Perbedaan Kepemimpinan Birokratis dan Teknokratik kepada Calon Kepala OJK
-
Balas Dendam? Pengamat Ungkap Alasan Prabowo Pilih Mantan Pemecatnya Jadi Menko Polkam
-
Bus Transjakarta Tabrakan dengan Truk di Cideng, Manajemen Pastikan Penumpang Selamat
-
DPR Ungkap Seabrek PR Besar Menko Polkam Djamari Chaniago, Salah Satunya Masalah Demokrasi Cacat!