Suara.com - Pengamat Politik sekaligus dekarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Rocky Gerung mengaku menyadari jika gerakannya rentan dimasuki penyusup.
Rocky menegaskan jika KAMI bukan merupakan organisasi sentral sehingga keanggotaannya bersifat bebas dan terbuka.
"KAMI menghasilkan pembicaraan, lalu orang menganggap kalau KAMI itu organisasi sentral. Enggak, KAMI itu adalah kumpulan kesepakaran jadi sangat longgar," kata Rocky dilansir Hops.id --jaringan Suara.com dari laman YouTube-nya, Sabtu (17/10/2020).
Karena sifatnya yang terbuka itulah, Rocky menyadari jika KAMI rentan disusupi oleh orang-orang yang tak terduga, termasuk intelijen.
"Maka itu sangat potensial dan aktual pasti bisa disusupi BIN," sambung Rocky.
Bukan hanya sebagai anggota, penyusup tersebut juga mungkin bergabung sebagai deklarator.
"Kan semua orang bisa mendaftar jadi deklarator BIN yang di daerah bisa bikin sendiri tuh. Disisipi BIN, disispi orang KSP biasa aja kita tahu itu," terang Rocky.
Pria 61 tahun ini menyayangkan ketika kemudian KAMI menjadi kambing hitam atas kericuhan yang belakangan terjadi.
"Dan sekarang mau di-frame seolah-olah kejahatan atau kekacauan demonstrasi itu diorganisir oleh KAMI. Ya, kalau KAMI organisasi yang utuh tak mungkin hal itu terjadi," jelas dia.
Baca Juga: Deklarasi KAMI Riau Dibatalkan Secara Langsung, Ini Alasannya
Filsuf yang pernah menjadi dosen di Universitas Indonesia itu lantas melanjutkan penjelasannya bahwa dengan sikap terbuka KAMI tersebut ternyata ada hal baiknya selama disadari risikonya.
"Tapi justru KAMI membuka semua perspektif semua orang untuk bergabung, dengan konsekuensi semua aparat di situ," ungkap dia.
Lebih lanjut, mengenai pembukaan isi chat grup WhatsApp, Rocky menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak etis.
Ia pun memberi ancaman dengan memberikan perumpamaan tamu di sebuah rumah.
"Ngintip WA grup dari KAMI yang sebetulnya enggak hanya berbahaya tapi sebenarnya enggak sopan. Itu sama kayak masuk ruang makan nerobos ruang tidur. Kalau saya ada di situ, saya cemplungin ke WC sekalian, dikunci di situ. Kan enggak boleh dong itu, etika begituan," ujar dia.
Sebelumnya, Bareskrim Polri sebelumnya mengungkapkan bahwa penangkapan terhadap anggota dan petinggi KAMI Medan berawal atas adanya percakapan di sebuah grup WhatsApp.
Berita Terkait
-
Deklarasi KAMI Riau Dibatalkan Secara Langsung, Ini Alasannya
-
Cek Fakta: Benarkah Gatot Nurmantyo Kabur ke Luar Negeri?
-
Polisi Borgol Petinggi KAMI, Tengku: Kalian Lebih Parah dari Penjajah
-
Tokoh KAMI Diborgol Tapi 2 Jenderal Tidak Tuai Protes, Mabes Bilang Gini
-
Disebut Sarang Maling dan Setan di Grup WA KAMI, DPR: Sudah Biasa
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Viral! Warga Malah Nonton Saat Gunung Semeru Luncurkan Debu Vulkanik Raksasa di Jembatan Ini
-
Viral Stiker Keluarga Miskin Ditempel di Rumah Punya Mobil,Bansos Salah Sasaran Lagi?
-
Plot Twist! Kurir Narkoba Kecelakaan di Tol Lampung, Nyabu Dulu Sebelum Bawa 194 Ribu Ekstasi
-
Mahfud MD Soal Geger di Internal PBNU: Konflik Tambang di Balik Desakan Gus Yahya Mundur
-
'Terima Kasih Pak Prabowo': Eks Dirut ASDP Lolos dari Vonis Korupsi, Pengacara Sindir KPK Keliru
-
Yusril: Pemberian Rehabilitasi Kepada Direksi Non Aktif PT ASDP Telah Sesuai Prosedur
-
Pengusaha Adukan Penyidik KPK ke Bareskrim: Klaim Aset Rp700 Miliar Disita Tanpa Prosedur
-
Tumbuh di Wilayah Rob, Peran Stimulasi di Tengah Krisis Iklim yang Mengancam Masa Depan Anak Pesisir
-
Sambangi Istana Usai Pulang dari Afrika Selatan, Apa Saja yang Dilaporkan Gibran ke Prabowo?
-
Nasib Tragis Ayah Tiri Bocah Alvaro, Alex Iskandar Dimakamkan di TPU Kedaung Tangerang