Suara.com - Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menilai komunikasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para kepala daerah belum maksimal. Padahal hingga hari ini, Jokowi genap memimpin satu tahun pada periode kedua.
Komunikasi yang tidak maksimal itu, lanjut Hinca, misalnya terjadi dalam pengambilan kebijakan penanganan pandemi Covid-19 yang kerap berbeda antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Saya lihat bahwa pemerintahan Jokowi masih belum maksimal dalam membangun komunikasi dengan pemerintahan daerah. Kita bisa lihat pada masa awal pandemi terdapat beberapa perbedaan pendapat serta kebijakan dalam menghadapi pandemi antara pusat dan daerah," tutur Hinca dalam keterangannya, Selasa (20/10/2020).
Selain soal penanganam pandemi, komunimasi Jokowi juga dianggap tidak maksimal terkait pembahasan Undang-Undang Cipta Kerja hingga akhirnya disahkan. Namun pengesahan yang terburu-buru tersebut justru memperlihatkan nafsu pemerintah.
"Komunikasi yang kurang pas juga terjadi tatkala UU Cipta Kerja disahkan bahkan sejak masa pembahasan. Dinamika yang tersaji cukup membuat suasana demokrasi terhimpit dan banyak menyisakan pertanyaan di otak publik tentang nafsu besar pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja," ujar Hinca.
Dalam satu tahun kepemimpinan Jokowi bersama Wapres Maruf Amin, Hinca turut menyoroti juga soal aspek kebebasan sipil. Meski, kata dia, indeks demokrasi Indonesia tahun 2020 naik menjadi 74,92, tetapi indeks kebebasan sipil justru mengalami penurunan sebanyak 1,26 poin.
"Hal ini terbukti Pada Juni 2020, Presiden Jokowi beserta dengan Menkominfo divonis bersalah terhadap pemblokiran internet di wilayah Papua dan Papua Barat. Padahal setiap orang tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan serta mengakses informasi," kata Hinca.
Berita Terkait
-
Catat! Ini Rute Demo Buruh dan Mahasiswa di Jakarta Siang Ini
-
Siang Ini Buruh Akan Geruduk Istana, Diawali Longmarch dari Salemba
-
Pandemi Covid-19, Saatnya Optimalkan Teknologi Online di Dunia Kerja
-
Ribuan Mahasiswa Bergerak Lagi, Akses ke Istana Ditutup Kawat Berduri
-
Periode Kedua Jokowi Mentahkan Anggapan Planga-Plongo: Lebih Berani
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!