Suara.com - Setidaknya 25 orang tewas selepas mengukuti vaksinasi influenza dari pemerintah Korea Selatan. Meski demikian, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menolak penghentian vaksinasi.
Menyadur The Guardian, Jumat (23/10/2020), kematian 25 orang akibat vaksinasi flu itu telah menjadi sorotan para dokter Negeri Ginseng. Mereka menyerukan penghentian vaksinasi.
Program vaksinasi flu gratis dilakukan KDCA sebagai upaya menghindari apa yang disebut twindemic" atau prospek bahwa orang dengan flu mengembangkan komplikasi virus corona dan membebani rumah sakit di musim dingin.
"Jumlah kematian telah meningkat, tetapi tim kami melihat kemungkinan kecil bahwa kematian akibat vaksinasi [flu]," kata direktur KDCA, Jeong Eun-kyeong, kepada parlemen.
Kendati ogak menghentikan kampanye vaksinasi flu, Kementerian Kesehatan Korea Selatan berjanji untuk mencari penyebab utama fenomena kematian tersebut.
“Saya mengerti dan menyesal bahwa orang-orang khawatir tentang vaksin itu,” kata menteri kesehatan Park Neung-hoo, yang mengonfirmasi bahwa program gratis itu akan terus berlanjut.
"Kami sedang menyelidiki penyebabnya, tetapi akan sekali lagi memeriksa secara menyeluruh seluruh proses yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah, dari produksi hingga distribusi."
Korea Selatan memperoleh vaksin flu dari berbagai perusahan domestik seperti GC Pharma, SK Bioscience, Korea Vaccine dan Boryung Biopharma Co Ltd, sebuah unit dari Boryung Pharm Co Ltd, bersama dengan Sanofi Prancis.
Mereka menyediakan program gratis dan layanan berbayar yang bersama-sama bertujuan untuk memvaksinasi sekitar 30 juta orang dari 52 juta populasi Korea Selatan.
Baca Juga: RSUD Gunung Jati Cirebon Lockdown Sementara, Pasien Rujukan Dialihkan
Dari 25 korban tewas, 10 menerima produk dari SK Bioscience, masing-masing lima dari Boryung dan GC Pharma, satu dari Vaksin Korea dan empat dari Sanofi.
Dari korban meninggal, terdapat seorang anak laki-laki berusia 17 tahun. Korea Selatan sendiri berencana menyuntik vaksin flu kepada 19 juta remaja dan warga lanjut usia.
Keempat perusahaan domestik tersebut menolak berkomentar, sementara Sanofi tidak segera membalas permintaan komentar.
Tidak segera jelas apakah ada vaksin yang dibuat di Korea Selatan yang diekspor, atau apakah yang dipasok oleh Sanofi juga digunakan di tempat lain.
Asosiasi Medis Korea, sebuah kelompok dokter yang berpengaruh, mendesak pemerintah menghentikan sementara semua program inokulasi untuk menghilangkan kekhawatiran publik dan memastikan vaksin itu aman.
Kim Chong-in, pemimpin partai oposisi utama People Power, menginginkan program itu dihentikan sampai penyebab kematian diverifikasi.
Berita Terkait
-
Waspada! Klaster Covid-19 dari Pesantren dan Keluarga Terbesar di Jateng
-
Pekanbaru Jadi Daerah Paling Tinggi Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia
-
Siap-Siap Vaksinasi Covid-19 di Tangsel, Nakes dan ASN Jadi Prioritas
-
Saudara Presiden Jokowi Kasih Utang Rp 145 Juta, Tak Dibayar Lalu Dibunuh
-
Raja dan Ratu Belanda Minta Maaf, Dikecam karena Liburan ke Luar Negeri
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG
-
Gus Yasin 'Sentil' Balik Kubu Mardiono: Aturan AD/ART Sudah Diubah di Muktamar!
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total