Di München, manajer rumah perawatan lansia Jan Steinbach juga harus mengubah aturan di panti Lore-Malsch ketika mereka terpaksa membatasi kunjungan secara drastis. Selain menyediakan opsi menelepon lewat video, rumah tersebut sekarang memiliki ruang pengunjung yang aman di mana pengunjung dan penghuni panti jompo dapat bertemu di tempat yang dipisahkan oleh panel plexiglas.
Pengunjung akan diminta mendisinfeksi tangan mereka di pintu masuk, dan suhu tubuh mereka diukur. Masker harus dipakai di seluruh gedung, termasuk di kamar pribadi - meskipun hal ini sulit diawasi oleh Steinbach dan timnya.
Steinbach juga menawarkan para staf untuk melakukan tes corona secara gratis setiap hari Senin untuk meyakinkan para karyawan, dan diri sendiri, terutama jika dia harus menyusun daftar tugas.
“Sekarang mulai masuk musim dingin, semua orang yang kedinginan dan pilek bisa saja khawatir bahwa itu bisa jadi corona,” kata Steinbach.
Batasi hanya dua pengunjung setiap hari Di kota Koblenz di negara bagian Rheinland-Pfälz, panti jompo asuhan Yayasan Caritas, St. Elisabeth, hanya mengizinkan kedatangan dua orang pengunjung dalam sehari, tidak lebih.
Pengunjung juga boleh berkumpul dan tinggal selama yang mereka mau. Jumlah pengunjung yang dibatasi maksimal dua orang per hari memang terkesan tidak terlalu banyak.
Tetapi direktur panti tersebut, Raphael Kloeppel, mengatakan bahwa dengan adanya 164 penghuni, rumah itu bisa dengan cepat dipadati pengunjung. Pembatasan pada Maret dan April membawa perubahan signifikan bagi warga.
Mereka menghabiskan sebagian besar hari di kamar mereka, hanya staf yang mengunjungi mereka. Aktivitas bersama para penghuni juga dibatasi. Makanan bersama hanya dipersiapkan bagi mereka yang tidak bisa makan sendirian di kamar.
Kemunduran fisik lansia selama masa isolasi
Baca Juga: 50 Kasus Serangan Seksual Per Minggu di Panti Jompo Australia: Memalukan
Kloeppel juga memperhatikan bahwa pada masa awal pandemi, beberapa penghuni panti masih memiliki semangat tinggi.
Para warga panti bahkan sempat bercanda bahwa mereka telah selamat dari perang, dan karena itu bertahan selama beberapa minggu di kamar tidur bukanlah masalah bagi mereka.
Tetapi Kloeppel juga memperhatikan bagaimana isolasi selama dua bulan telah menguras tenaga para penghuni.
“Yang mengejutkan saya adalah bahwa selama masa penguncian yang cukup lama sejumlah warga mengalami kemunduran secara fisik... Keberadaan yang agak pasif ini mempercepat proses penuaan bagi banyak orang,” ujar Kloeppel.
Baik di panti perawatan lansia di Koblenz, maupun di Münich, manajer Kloeppel dan Steinbach setuju bahwa tidak peduli peraturan pengunjung mana yang nantinya akan diambil, pengecualian harus selalu ada.
“Saya merasa marah ketika membaca di media bahwa banyak orang meninggal dalam kondisi kesepian di panti jompo, tanpa kesempatan bertemu kerabat mereka lagi,” ujar Steinbach.
Berita Terkait
-
Viral Lagi Empat Anak 'Buang' Ibu Kandung ke Panti Jompo: Jika Meninggal Tak Perlu Dikabari
-
Viral Dua Bersaudara Titipkan Ibu ke Panti Jompo, Setuju Tak Dikabari Jika Meninggal: Netizen Murka
-
Panutan! SMK Ini Bawa Siswa Study Tour ke Panti Jompo, Reaksi Lansia Bikin Haru
-
Kebakaran Hebat di Panti Jompo Spanyol, 10 Orang Tewas
-
Capek Kerja, Wanita 38 Tahun 'Pensiun Dini' di Panti Jompo
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Tragis! Pemotor di Cengkareng Tewas Hajar Tiang, Sempat Terpental hingga Masuk ke Got
-
Kontaminasi Radioaktif Cesium-137 di Cikande, Puan Maharani Bicara Evaluasi dan Pengawasan Ketat
-
'Ini Partisipasi Semu!' Koalisi Sipil Tagih Janji dan Ultimatum DPR soal RKUHAP
-
Geger Temuan Mayat Wanita di Pejaten Jaksel, Sempat Terdengar Pekik Histeris!
-
Teriakan Pecah Dini Hari! Detik-detik Terapis Muda Ditemukan Tewas di Pejaten Barat
-
Cak Imin Rencana Bebaskan Tunggakan Iuran Peserta BPJS Kesehatan, Target Selesai Bulan Depan
-
Staf Ahli Kemensos Jadi Tersangka Korupsi Bansos, Sebut Jadi Korban Perintah Mensos Juliari Batubara
-
Libatkan 27 Ribu Siswa, Gerakan Membatik Bersama Bunda PAUD Jateng Pecahkan Rekor Muri
-
DPR Sahkan RUU Kepariwisataan Menjadi Undang-Undang, Begini Isi Perubahan Pentingnya!
-
Ada Skenario Apa Ba'asyir ke Solo? Rocky Gerung Sebut Jokowi Cemas: Tak Punya Lagi Backup Politik!