Suara.com - Menghina Muslim adalah penyalahgunaan yang semata-mata mengambil keuntungan atas kebebasan berbicara. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
Pernyataan tersebut menjadi petunjuk yang jelas terhadap ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap kritis terhadap Islam.
"Muslim adalah korban utama dari 'kultus kebencian'," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam cuitannya di akun Twitter miliknya, tanpa secara langsung berbicara kepada Macron dilansir laman Antara, Selasa (27/10/2020).
"Menghina 1,9 miliar Muslim dan kesucian mereka untuk kejahatan menjijikkan dari ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara. Itu hanya memicu ekstremisme," tambahnya.
Macron, yang memimpin penghormatan kepada seorang guru sejarah yang dipenggal kepalanya bulan ini oleh seorang remaja Chechnya karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas, menyatakan perang terhadap "separatisme Islam", yang dia yakini mengambil alih beberapa komunitas Muslim di Prancis.
Tidak seperti beberapa negara Muslim, para pemimpin ulama Iran tidak menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis. Tetapi beberapa pejabat dan politisi Iran, termasuk kepala parlemen dan pengadilan, telah mengutuk Macron karena "Islamophobia", menurut media pemerintah Iran.
Ali Shamkhani, sekutu dekat otoritas tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa perilaku irasional Macron menunjukkan "kekasarannya dalam politik".
"Kalau tidak, dia tidak akan berani memeluk Islam dalam pencariannya untuk kepemimpinan di #Eropa," cuit Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
"Saya menyarankan agar dia membaca lebih banyak sejarah dan tidak bersukacita dalam mendukung Amerika dan Zionisme yang mengalami penurunan."
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat Cepat Dalam Seminggu, Prancis Kewalahan
Berita Terkait
-
Agamanya Dihina Presiden Prancis, Paul Pogba Kabarnya Pensiun dari Timnas
-
Macron, Erdogan, dan Kontroversi Kartun Nabi Muhammad
-
MUI: Presiden Prancis Suburkan Islamophobia
-
Pemuda Ditangkap karena Menyukai Foto Pemenggalan Guru di Prancis
-
Sebut Emmanuel Macron Butuh Perawatan Mental, Prancis Kecam Presiden Turki
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Mendagri Terima Penghargaan dari Detikcom: Berhasil Dorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Daerah
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis
-
Katib PBNU Tajul Mafakhir ke Gus Yahya: Tak Terima Dicopot? Bawa ke Majelis Tahkim
-
BPJS Kesehatan Ungkap Data Mengejutkan: 454 Puskesmas Belum Memiliki Dokter Umum
-
Penyisiran Ulang Sungai di Bogor, Polisi Temukan Rahang Bawah Diduga Milik Alvaro
-
Pakar Hukum UGM Ingatkan KPK Soal Kasus ASDP: Pastikan Murni Fraud, Bukan Keputusan Bisnis