Suara.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Tjahjo Kumolo membenarkan masih adanya pelanggaran netralitas yang dilakukan oleh aparatur sipil negara (ASN).
Tjahjo mengatakan banyak faktor yang membuat para ASN kemudian berani menggadaikan netralitasnya sebagai abdi negara.
Pelanggaran terkait netralitas ASN kata Tjahjo, kerap ditemukan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) maupun KASN. Beragam motif penyebab pelanggaran bisa dilakukan bisa terbaca.
Semisal adanya motif untuk mempertahankan jabatan atau proyek, kemudian hubungan kekerabatan dengan calon peserta pemilu, hingga kurangnya edukasi terkait aturan dan regulasi.
"Masih ada usaha upaya 'intervensi' atau tekanan dari atasan, termasuk kurang integritas, dan juga ketidaknetralan ASN dianggap sebagai hal lumrah," ungkap Tjahjo dalam Webinar Netralitas ASN dalam Pilkada Serentak, Selasa (27/10/2020).
Tjahjo kemudian menyoroti soal lemahnya pemberian sanksi kepada ASN yang terlibat pelanggaran netralitas. Ia memohon kepada Bawaslu dan KASN untuk dapat menegakkan saksi yang patut diberikan kepada para pelanggar.
"Saya mohon kepada Bawaslu dan KASN mari tegakkan sanksi demi mewujudkan netralitas ASN yang dikehendaki kita semua," ujarnya.
Ketatnya pengawasan kepada ASN ketika proses tahapan pemilu berlangsung pun patut dilakukan. Semisal ketika ASN ikut mendeklarasi calon kepala daerah, mengunggah dan menyebarluaskan kampanye melalui media sosial.
Lalu, ikut memfasilitasi kegiatan kampanye, ikut hadir dalam pesta kemenangan pun harus diberi sanksi.
Baca Juga: Libur Panjang Akhir Oktober, ASN Purwakarta Dilarang ke Luar Kota
"Area-area ini harus jadi perhatian bersama baik itu Bawaslu, KASN, Kemendagri, maupun seluruh kementerian dan lembaga."
Berita Terkait
-
Menpan RB Tjahjo Kumolo Tak Setuju Hak Pilih ASN Dicabut
-
Libur Panjang Akhir Oktober, ASN Purwakarta Dilarang ke Luar Kota
-
Duh! Oknum ASN Ini Selewengkan Uang Infak Masjid Ratusan Juta
-
ASN Tak Netral dalam Pilkada Bantul Diduga Oknum Guru SD dan SMA
-
Sosok Abussamah, Satpol PP Ganteng di Kalbar Punya 'Sejuta' Prestasi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa