Suara.com - Seorang pengguna TikTok mendapat sorotan warganet lantaran unggahannya ketika bertugas sebagai tenaga kesehatan dinilai mengumbar aib pasien.
Konten yang diunggah lewat akunnya @maria****** itu kemudian viral di sosial media lain, salah satunya dibagikan ulang oleh akun Instagram @tante_rempong_offficial.
Dalam video itu, ia menceritakan tentang kedatangan seorang pasien yang mengeluh terkena penyakit sifilis, sebuah penyakit menular seksual.
"Jadi ada pasien yang datang kontrol dan bilang terkena 'syphilis'" tulis dia.
Ia kemudian bertanya kepada pasien yang hamil itu sejak kapan menyadari ada penyakit tersebut. Pasien itu menjawab tidak tahu.
"Dia bilang enggak tahu. Kehamilan 1 dan 2 enggak ada, yang ke-3 ini baru ketahuan," jelas dia.
Namun, tulisan berikutnya dari tenaga kesehatan itu dinilai menyudutkan si pasien. Pasalnya, ia menyebut bahwa pasien itu polos lantaran tak tahu penyebab penyakit yang dideritanya.
"Pasien ini polos banget,"
"Tapi enggak tega mau ngomong penyebabnya sama dia, takutnya berantem sama suaminya," komentar dia dalam unggahan itu.
Baca Juga: 6 Tahun Presiden Jokowi, Masih Ada Pasien Harus Ditandu 12 Km ke Puskesmas
Video TikTok itu pun langsung menuai reaksi keras dari warganet. Mereka menilai tenaga kesehatan itu tidak beretika karena menjadikan aib pasien sebagai konten sosial media.
"Etikanya sebagai tenaga medis, Anda tidak perlu mengumbar masalah pasien Anda di sini," komentar @Nirmala.
"Lho harusnya bilang sama pasien, jangan sampai ada yang disembunyikan dari pasien loh. Kode etiknya jangan lupa," imbuh @Rusma Prima.
Namun, komentar pedas itu segera dibalasi si nakes dengan video lanjutannya.
Dalam video klarifikasi itu, ia menjelaskan bahwa dirinya tidak melanggar kode etik profesi tenaga kesehatan.
"Buat teman-teman yang bilang saya melanggar kode etik profesi lah, mengumbar masalah dan aib pasien, lah. Saya itu tidak ada niat untuk mengumbar. Saya itu cuma sharing ya," kata dia.
Berita Terkait
-
6 Tahun Presiden Jokowi, Masih Ada Pasien Harus Ditandu 12 Km ke Puskesmas
-
Mencontoh Semut Nabi Ibrahim AS, Yuda Bisa Sembuh dari Covid-19
-
Ini Tiga Daerah Teratas Penyumbang Kasus Positif Covid-19 di Kaltim
-
Studi AS: Covid-19 Sebabkan berbagai Jenis Kerusakan Jantung, Terutama Pria
-
Terus Membengkak, Pasien Positif Covid-19 di Kaltim Sentuh 13.348 Kasus
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN