Suara.com - Sejarawan Batara Richard Hutagalung menghebohkan publik lantaran menuliskan beberapa hasil sejarah yang tak terduga.
Temuan-temuan sejarah itu terkumpul dalam beberapa tulisan dan bukunya.
Ia sempat menggegerkan publik lantaran mengungkap bahwa Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda.
Kekinian, ia mengungkap bahwa pada 28 Oktober 1928, tidak ada Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh para tokoh waktu itu.
Lantas siapakah Batara Richard Hutagalung? Berikut adalah profil Batara Richard Hutagalung yang telah dirangkum Suara.com.
Kehidupan pribadi
Batara Richard adalah seorang sejarawan yang lahir di Surabaya, 4 Desember 1944. Ia adalah anak keenam dari pasangan Letnan Kolonel Purnawirawan Wiliater Hutagalung dan Maria Dora Elfrinkhoff-Rincap, seorang perawat di RS Militer Belanda Jakarta atau yang kini dinamakan RSPAD Gatot Subroto.
Batara Richard menyelesaikan masa SMA di Denpasar. Setelah itu ia terbang ke Jerman Barat menggunakan kapal Sam Ratulangie untuk melanjutkan pendidikan.
Di Jerman, ia menjadi mahasiswa jurusan sosiologi, filsafat, dan psikologi di Universitas Hamburg.
Baca Juga: Fakta Baru! Sejarawan Temukan Bukti Tak Ada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Pandangan tentang sejarah Indonesia
Sebagai seorang sejarawan, Batara telah menelurkan berbagai pandangannya ke dalam bermacam-macam buku.
Ia pernah menulis otobiografi ayahnya berjudul "Autobiografi Letkol TNI (Purn) dr. Wiliater Hutagalung: Putra Tapanuli Berjuang di Pulau Jawa".
Batara juga santer menulis soal sejarah kemerdekaan Indonesia seperti buku "Serangan Umum 1 Maret 1949 dalam Kaleidoskop Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia".
Selain itu, ia juga berupaya mengungkap berbagai fakta sejarah yang jarang terdengar di masyarakat awam dengan mengkritisi sejarah yang selama ini dipercaya masyarakat.
Pertama, ia mematahkan kepercayaan masyarakat akan sejarah yang menyebut bahwa Belanda telah menjajah Indonesia selama 350 tahun. Lewat buku berjudul "Indonesia Tak Pernah Dijajah" yang dirilis pada Agustus 2019, Batara mengungkap bahwa Indonesia tak pernah dijajah karena pada saat itu belum lahir nama Indonesia.
Berita Terkait
-
Fakta Baru! Sejarawan Temukan Bukti Tak Ada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
-
Penyiksaan Jenderal di Film G30S Cuma Dramatisasi dan 4 Berita Lainnya
-
Sejarawan UGM: Penyiksaan Jendral di Film G30S Itu Cuma Dramatisasi
-
Ada Lima Versi Siapa Jadi Dalang G30S 1965, Mana yang Kamu Percaya?
-
Nyanyian Lekra di Balik Sangkar Besi Perpustakaan Jogja
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Minim Penerangan, Ragunan Janji Evaluasi Wisata Malam Tanpa Ganggu Satwa
-
Malam Perdana, Night at Ragunan Zoo Diserbu 3.713 Pengunjung: Kebanyakan Datang untuk Piknik
-
Polda Metro Jaya Mangkir, Sidang Praperadilan Aktivis Khariq Anhar Ditunda
-
Di Balik Janji Hijau, Dunia Didesak Bersihkan Tata Kelola Tambang
-
Survei Kepuasan Tinggi, Profesor LIPI Soroti Geng Solo dan Menteri 'Nilai Merah' di Kabinet Prabowo
-
Polisi Ungkap Alasan Tak Mau Gegabah Usut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Keluarga Korban Jadi Prioritas
-
Keracunan MBG Masih Terjadi, JPPI Catat Ribuan Orang Jadi Korban dalam Sepekan
-
Geger Kematian Siswa SMP di Grobogan, Diduga Dibully di Sekolah, Polisi Periksa 9 Saksi
-
Usut Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Anggota DPRD Mojokerto
-
Fakta Baru Kematian Siswa SMP Grobogan: Di-bully Lalu Diadu Duel, Tulang Tengkuk Patah