Suara.com - Fakta sejarah memang hanya satu, sebagaimana yang dialami para pelaku yang terlibat di dalamnya. Tapi interpretasi atau analisis sejarah bisa berbagai versi.
Memaksakan hanya satu versi dari tafsiran sejarah, bukanlah persoalan sejarah, tapi politik, demikian dikatakan analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim, Rabu (30/9/2020).
Sekurang-kurangnya ada lima versi mengenai siapa menjadi dalang Gerakan 30 September 1965.
Menurut Rustam ada baiknya anak-anak muda generasi milenial membaca interpretasi semua versi. Kemudian terserah versi mana yang lebih dipercayai atau lebih masuk akal.
Rustam memaparkan garis besar kelima versi sejarah G30S.
Versi pertama adalah versi resmi rezim Orde Baru. Literatur pertama dibuat sejarawan Nugroho Notosusanto dan ahli hukum Ismail Saleh, keduanya perwira tinggi TNI, bertajuk Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI. Intinya menyebut skenario PKI sudah lama ingin komuniskan Indonesia.
Versi kedua ditulis ilmuwan dari Cornell University, Benedict ROG Anderson dan Ruth McVey, yang dikenal sebagai Cornell Paper (1971). Menurut Cornell Paper, peristiwa G30S merupakan puncak konflik internal TNI Angkatan Darat.
Versi ketiga, antara lain ditulis Antonie Dake. Dalam Sukarno File Dake (2005) menyebut Soekarno sebagai yang merancang G30S, perkomplotan untuk menyelesaikan beberapa perwira tinggi AD yang terlalu anti komunis. Sukarno memberi lampu hijau sejumlah perwira di lingkungannya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Versi keempat, antara lain apa yang disebut dengan "kudeta merangkak." Antara lain dikemukakan Asvi Warman Adam bahwa G30S sebagai bagian dari tahap-tahap yang dilakukan Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan dari Presiden Sukarno.
Baca Juga: Saksi Bisu G30S PKI di Museum Lubang Buaya Sudah Tak Asli, Kenapa?
Versi kelima yang dikemukakan Rustam di media sosial, ditulis David T. Johnson: "Indonesia 1965: The Role of the US Embassy." Opsinya membiarkan saja, membujuk Sukarno beralih kebijakan, singkirkan Sukarno, mendorong AD merebut pemerintahan, merusak kekuatan PKI dan merekayasa kehancuran PKI sekaligus jatuhkan Sukarno.
Tag
Berita Terkait
-
Potret Presiden Prabowo Pimpin Langsung Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
"Mundur Kebangetan!" Sejarawan Geram Pemerintah Paksakan Narasi Tunggal G30S/PKI
-
Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan
-
Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta
-
Sejarah G30S/PKI di Mata Berbagai Generasi: Gen Z Merinding Lihat Adegan Penyiksaan Jenderal
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal
-
Wamendagri Wiyagus: Kemendagri Dukung Sinkronisasi Kebijakan Kependudukan Selaras Pembangunan
-
Dokter Tifa Usul Kasus Ijazah Jokowi Disetop, Sarankan Negara Biayai Perawatan Medis di Luar Negeri
-
Dana Riset-Tunjangan Kecil, Menteri Diktisaintek Minta Kampus Permudah Dosen Naik Pangkat
-
Habiburokhman 'Semprot' Balik Pengkritik KUHAP: Koalisi Pemalas, Gak Nonton Live Streaming
-
Warning Keras Pramono Anung ke 673 Kepsek Baru: Tak Ada Tempat untuk Bullying di Sekolah Jakarta!
-
Disentil Prabowo Gegara Siswa Turun ke Jalan, Pemkab Bantul Beri Penjelasan
-
Gebrakan Pramono Anung Lantik 2.700 Pejabat Baru DKI Dalam 2 Pekan, Akhiri Kekosongan Birokrasi