Suara.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan Muslim memiliki hak untuk membunuh jutaan orang Prancis, atas apa yang terjadi di masa lalu.
Menyadur France24, pernyataan ini dilontarkan Mahathir pada Kamis (29/10/2020) melalui cuitan Twitter, tak lama setelah aksi penyerangan di Nice, di mana tiga orang tewas dan seorang perempuan dipenggal.
Mahathir menyebut tidak membenarkan pembunuhan Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada siswanya, tapi menurutnya, "menghina orang lain" bukanlah kebebasan berekspresi.
"Terlepas dari agama yang dianut, orang-orang yang marah membunuh," cuit pria berusia 95 tahun itu.
Eks perdana menteri ini lantas mengatakan, Prancis telah membunuh jutaan orang pada masa lalu, dengan banyak di antaranya adalah Muslim.
"Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian masa lalu," katanya.
Pria yang menjabat sebagai perdana menteri selama 24 tahun itu menyebut Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai sosok yang "tidak menunjukkan bahwa dia beradab", dan "sangat primitif."
"Prancis harus mengajari warganya untuk menghargai perasaan orang lain. Karena anda telah menyalahkan semua Muslim dan agama Muslim atas apa yang dilakukan oleh satu orang yang marah, maka Muslim berhak menghukum orang Prancis," imbuhnya.
Menurut Mahathir, boikot tidak dapat cukup untuk membayar kesalahan yang dilakukan Prancis selama ini.
Baca Juga: Prancis Lockdown, Ligue 1 Dipastikan Berlanjut
Disebutkan, Mahathir tidak merujuk langsung ke serangan Nice.
Belakangan, situasi di Prancis semakin memanas tatkala Presiden Prancis Emmanuel Macron bersumpah tak bakal membuat kaum Islamis di negerinya dapat tidur nyenyak.
Sumpah Macron itu kemudian mendapatkan kecaman dari negara-negara mayoritas Muslim, lantaran dinilai melontarkan pendapat yang menghina Islam.
Pernyataan dan sikap Macron dianggap menyudutkan Muslim sekaligus mengglorifikasi Islamofobia.
Dari situ, sejumlah negara seperti Turki dan Bangladesh menyerukan boikot terhadap produk-produk Prancis.
"Saya menyerukan kepada warga saya, jangan pernah memuji merek Prancis, jangan membelinya," ujar Presiden Recep Tayyip Turki Erdogan, Senin (26/10), dikutip dari Anadolu Agency.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut
-
Bantuan Logistik Kementan-Bapanas Tiba di Belawan, Bobby Nasution: Penyemangat Pascabencana di Sumut
-
TelkomGroup Percepat Recovery BTS di Lokasi Bencana Sumatra, Kerahkan Seluruh Kemampuan
-
PPATK Rilis Indeks APUPPT: Penegakan Hukum Tak Cukup Tangkap Pelaku, Aliran Dana Harus Ditelusuri
-
PLN Resmikan SPKLU Center ke-6 di Jawa Barat, Siap Hadapi Lonjakan Pengguna EV Saat Nataru
-
9 Fakta Terkini Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati: Dugaan Sumber Api Hingga Kerugian Rp10 Miliar
-
KPK Jelaskan Keterkaitan Zarof Ricar di Kasus Hasbi Hasan: Ada Bukti Percakapan
-
Pengamat Boni Hargens Sebut Perpol Nomor 10/2025 Tak Langgar MK, Ini Penjelasannya
-
Delpedro Dkk Orasi Hingga Bagi Mawar ke Jaksa Sebelum Jalani Sidang Perdana Kasus Dugaan Penghasutan
-
Salurkan 125 Ribu Pakaian Reject ke Sumatera, Mendagri: Daripada Menumpuk di Gudang dan Rusak