Ragukan keabsahan surat suara? Menjelang pemilu 2020, Presiden Trump dan anggota Partai Republik lainnya mempertanyakan kredibilitas pemungutan suara lewat pos, meskipun menurut analisis The New York Times kasus penipuan pemungutan suara melalui surat sangat jarang terjadi. Presiden sendiri memberikan suara melalui surat, termasuk dalam pemilihan paruh waktu terbaru dan pemilihan pendahuluan Florida tahun ini.
Presiden tampaknya “prihatin dengan negara bagian tertentu yang secara otomatis mengirimkan surat suara ke setiap pemilih yang terdaftar,” ujar Penjabat Wakil Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri, Ken Cuccinelli, kepada DW's Conflict Zone.
Pemberian suara melalui pos tidak akan menguntungkan satu pihak tertentu. Faktanya, Profesor Goldenberg dari Universitas Michigan mengatakan, para pendukung Partai Republik lebih cenderung memilih dengan cara ini.
Namun, ada laporan yang beredar baru-baru ini, lebih sedikit pemilih Partai Republik yang memilih lewat pos bila dibandingkan dengan para pendukung Partai Demokrat. Di antara pemilih AS yang berencana untuk memberikan suara, 60% mengatakan akan melakukannya secara langsung (80% adalah pendukung Partai Republik dan 40% pendukung Demokrat), sementara 40% lainnya mengatakan akan memberikan suara mereka lewat pos, menurut Brookings Institution.
Perbedaan dalam cara pendukung Demokrat dan Republik berencana memberikan suara kemungkinan akan berarti bahwa hasil yang dilaporkan dari pemungutan suara secara langsung akan condong ke Republik.
Sedangkan hasil berikutnya dari perhitungan surat suara lewat pos akan condong ke Demokrat. Sarat pertanyaan terkait konstitusi Lebih dari 400 kasus hukum tentang pemilu tahun ini telah diajukan dan kedua pihak yang bertanding telah mengumpulkan tim hukum mereka menjelang pemilu.
Sebagian besar tuntutan hukum terkait penyelenggaraan pemilu akan diputuskan di pengadilan negara bagian, menurut Bruce Ackerman, ahli konstitusi dan profesor hukum di Yale Law School. Ackerman dan ahli lain percaya bahwa kecil kemungkinan akan terjadi kasus ketika Mahkamah Agung harus memutuskan hasil pilpres Bush vs Gore seperti yang terjadi tahun 2000 lalu.
Jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas suara elektoral karena perselisihan yang belum terselesaikan di negara bagian tertentu, Dewan Perwakilan Rakyat yang baru terpilih akan memutuskan siapa yang akan menjadi presiden paling lambat 6 Januari, sebagaimana yang ditetapkan dalam Konstitusi AS.
Namun keadaan ini terakhir kali ini terjadi pada abad ke-19. Jika tidak ada presiden yang diputuskan pada hari pelantikan pada 20 Januari, akan ada orang yang menjadi penjabat presiden. Orang tersebut bisa berupa wakil presiden yang telah terpilih atau Ketua DPR.
Baca Juga: Dampak Pemilu AS, Seberapa Besar Indonesia Diuntungkan?
Namun ini juga tergantung pada apakah senat telah berhasil memilih wakil presiden sebelum Januari 20. Kemungkinan lain yang juga bisa terjadi adalah Trump menolak untuk menerima hasil pemilu jika dia kalah. Menanggapi komentar Trump pada bulan September yang menyatakan bahwa "Kita lihat nanti apa yang terjadi," para senator dengan suara bulat mengeluarkan resolusi yang menjamin berlangsungnya transisi kekuasaan secara damai. Banyak pengamat berharap bahwa hasil pemilu akan cukup jelas.
“Saya secara umum optimis bahwa kita akan membuat hal ini berhasil karena minat pada pemilu sangat tinggi,” pungkas Goldenberg. Ed.: ae/as
Tag
Berita Terkait
-
Trump Gugat Media Atas Survei yang Unggulkan Kamala Harris di Iowa
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
-
Alasan Warga Latin Pilih Donald Trump Ternyata Cukup Sederhana
-
Dari Florida ke Gedung Putih: Perjalanan Trump Menuju Kemenangan Pilpres 2024
-
Akurat! Kuda Nil Moo Deng Sudah Prediksi Donald Trump Bakal Menang Pemilu AS 2024
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Tebuireng Disebut Jadi Contoh Bangunan Pesantren Ideal oleh Menteri PU
-
Biaya Hanya Rp 75 Ribu, Ini Daftar Lokasi SIM Keliling DKI Jakarta Hari Ini
-
Kementerian PU Akan Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Berapa Perkiraan Biayanya?
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif