Suara.com - Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra menanggapi soal tiga anak kakak-beradik yang disebut membuat keterangan palsu karena mengaku-ngaku mengalami kekerasan dan disuruh mengemis dan berbuat kriminal di jalan.
Dari pengakuan si sulung RR (10), dia dan dua adiknya RM (9), dan N (5) mengaku dicekoki minuman keras dan mabuk dengan cara menghirup lem.
Terkait hal itu, Jasra mengatakan dugaan eksploitasi terhadap anak harus ditangani secara serius. Dia menekankan, setiap informasi yang disampaikan oleh seorang anak tidak salah.
Anak di bawah umur, kata Jasra, cenderung bingung dalam menyampaikan informasi. Salah satunya indikasinya mungkin lebih pada rasa takut -- sehingga yang terpikir pada anak memberikan keterangan yang apa adanya.
"Apa yang disampaikan oleh anak tentu tidak salah, tetapi lebih pada dorongan anak yang bingung bersikap mungkin ketakutan sehingga yang terpikirkan anak hanya itu," kata Jasra kepada Suara.com, Kamis (12/11/2020).
Jasra mengatakan, penanganan terhadap kasus anak di bawah umur kuncinya adalah pendekatan. Sehingga, anak akan lebih percaya dengan lawan bicaranya.
Sejurus dengan hal tersebut, sosok pendamping menjadi penting dalam proses pendampingan terhadap anak yang tengah dirundung kasus. Untuk itu, pendampingan disarankan berlangsung secara intens.
"Anak yang butuh waktu menenangkan dirinya, setelah apa yang dialami, sehingga pendampingan harus dilanjutkan, dan pendamping semakin menjelaskan diri posisinya di depan anak anak, sehingga anak anak terus menumbuhkan kepercayaan diri, bahwa ia sedang berhadapan orang yang tepat," jelas dia.
Libatkan Orang Terdekat
Baca Juga: 3 Anak Ngaku Digunduli Pria Bertato Bintang, Polisi: Mereka Cukur Sendiri
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, kata Jasra, pelibatan orang terdekat menjadi penting. Sebab, hal tersebut akan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap anak.
Rasa percaya diri itu lantaran anak beranggapan jika dia berada dalam penanganan orang yang tepat. Terlebih, anak tersebut diberi pemahaman terkait kasus tersebut sehingga dia tidak berada dalam tekanan orang dewasa.
"Proses ini perlu terus dimajukan, karena anak sudah berada dalam penanganan yang tepat dan perlindungan, tinggal meneruskan pendampingan dan menumbuhkan kepercayaan diri anak, baik kepada dirinya dan pendamping," ungkap Jasra.
Dalam kasus ini, RM dan N telah kembali ke rumah orang tuanya di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Sementara itu RR masih berada di GOR Cengkareng untuk kemudian akan dirujuk menuju BRSAMPK Handayani, Bambu Apus Jakarta Timur.
Jasra berharap, RR akan menemukan suatu peristiwa -- yang benar-benar dia alami -- seusai dirujuk ke BRSAMPK Handayani. Terkait dugaan eksploitasi yang dia sampaikan, dia berharap agar RR mendapat penanganan yang tepat.
"Apakah dugaan unsur eksploitasi tersebut memang terjadi pada anak, tentu kita lihat hasil asessmen selanjutnya oleh petugas yang professional dibidangnya," beber dia.
Berita Terkait
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis
-
Survei KPAI: 35,9 Persen Anak Pernah Terima Menu MBG Mentah Hingga Basi
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum