Suara.com - 65 staf Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dinyatakan positif corona. Menyadur The Hill Selasa (17/11) 32 kasus diantaranya menyerang staf yang bekerja di kantor pusat mereka di Jenewa.
Berdasarkan informasi yang dirilis di Twitter, beberapa staf lainnya tertular virus corona ketika mereka sedang WFH atau bekerja dari rumah.
"Staf WHO yang dipastikan positif #COVID19 di Jenewa telah mendapatkan perhatian medis yang diperlukan. WHO melakukan pelacakan kontak penuh dan protokol terkait. Protokol pembersihan yang ditingkatkan diterapkan di kantor terkait."
Selain itu, WHO juga menjelaskan, dari 65 kasus yang tercatat, 49 kasus terjadi dalam 8 minggu terakhir. Hal ini sejalan dengan situasi epidemiologi di Jenewa dan sekitarnya.
Kepala operasi bisnis WHO, Raul Thomas melaporkan bahwa empat dari lima staf yang tertular bekerja dalam satu divisi dan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus termasuk diantaranya.
WHO mengatakan belum mengonfirmasi kelompok yang terinfeksi di kantor pusat mereka saat ini.
Pada hari Senin, Tedros turut bergabung dalam pengarahan media setelah karantina mandiri selama dua minggu di rumah karena melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19.
Ia mengatakan dirinya tidak perlu menjalani tes kembali karena telah menyelesaikan karantina dan tidak mengalami gejala.
Sementara itu, Daily Mail memberitakan konfirmasi WHO atas kasus tersebut merupakan yang pertama kalinya untuk publik.
Baca Juga: Waduh! Warga Satu RT Positif Corona Usai Antar Orang Sakit ke RS
"Sepengetahuan saya, cluster yang sedang diselidiki adalah bukti pertama dari potensi penularan di situs WHO," kata Dr. Michael Ryan, kepala darurat badan tersebut, kepada wartawan setelah AP melaporkan melalui email internal.
Kepala Teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove mengatakan beberapa kasus ada yang saling terkait tapi kemungkinan para staf tidak terinfeksi di dalam gedung pusat.
"Kami memiliki beberapa kasus yang saling berkaitan dengan tempat tersebut. Kemungkinan mereka terinfeksi di luar lokasi. Jadi kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi dengan itu," ujar Maria.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya