Suara.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mencatat kasus campak pada 2019 mencapai titik tertinggi secara global dalam 23 tahun terakhir.
Dalam penelitian yang terbit pada Kamis (14/11/2020), WHO dan CDC melaporkan hampir 870 ribu kasus campak tahun lalu, dan jumlah kematian pun mencapai sekitar 207.500, meningkat hampir 50% sejak 2016 lalu.
Dilansir Business Insider, kedua badan tersebut menyalahkan peningkatan jumlah kasus ini pada penurunan vaksinasi secara signifikan.
Padahal, anak-anak harus menerima dua dosis vaksin campak untuk menghindari infeksi menular ini.
"Data ini mengirimkan pesan yang jelas bahwa kami gagal melindungi anak-anak dari campak di setiap wilayah di dunia," tutur direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.
Cakupan vaksinasi menggunakan dua vaksin campak telah berhenti antara 70% hingga 85% secara global.
Menurut WHO dan CDC, upaya global untuk menghentikan pandemi virus corona telah mempersulit kampanye vaksinasi campak, yang memungkinkan penyakit ini menyebar lebih jauh.
Karena penghentian kampanye vaksinasi campak, kedua badan tersebut memperkirakan akan ada lebih dari 94 juta orang di 26 negara berisiko tidak mendapatkan vaksin bulan ini.
Dari negara-negara dengan layanan imunisasi tertunda tahun ini, hanya ada 8 yang mulai kembali, seperti Brasil, Republik Afrika Tengah, Kongo, Ethiopia, Nepal, Nigeria, Filipina, dan Somalia.
Baca Juga: Dapat Jatah 487.882 Dosis, Pemkab Bekasi Siap Laksanakan Vaksinasi Covid-19
Campak kebanyakan menyerang anak balita dan bisa berakibat fatal pada mereka yang kekurangan gizi atau sistem kekebalan terganggu.
Lebih dari 95% kematian akibat campak telah terjadi di negara berkembang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan