Suara.com - Sebuah laporan mengngungkapkan bahwa aktivis hak-hak perempuan Saudi mengalami penyiksaan dan pelecehan secara seksual oleh para interogator saat mereka mendekam di penjara.
Menyadur Anadolu Agency, laporan berjudul, A Stain on World Leaders and the G20 Summit in Saudi Arabia: Penahanan dan penyiksaan yang memalukan terhadap wanita Saudi, dirilis beberapa hari yang lalu, disusun oleh Helena Kennedy, Baroness Kennedy dari Shaws, QC.
Para tahanan wanita disiksa dan dipaksa "untuk melakukan tindakan seksual terhadap para interogator, dan bentuk pelecehan seksual lainnya seperti memaksa mereka untuk menonton pornografi," sebut laporan itu.
Dugaan pelanggaran dilakukan terhadap aktivis Aida Al-Ghamdi yang "dipaksa menonton pornografi" serta Loujain Al-Hathloul dan Eman Al-Nafjan yang dipaksa "untuk mencium dan melakukan tindakan seksual lainnya terhadap para interogator."
Laporan itu bertujuan menarik perhatian dunia untuk menuntut pembebasan para aktivis hak-hak perempuan Arab Saudi yang mengalami ketidak adilan.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa mereka menjadi sasaran "penahanan yang tidak manusiawi dan merendahkan, kurungan isolasi, dan proses peradilan yang tidak adil".
"Saat Arab Saudi bersiap menjadi tuan rumah KTT G20 para pemimpin dunia pada akhir November, penting bagi dunia untuk membela mereka yang masih mendekam di penjara Saudi," kata laporan itu.
Pengacara hak asasi manusia Kennedy mendesak para pemimpin dunia untuk memboikot KTT - yang diadakan secara virtual karena pandemi virus corona - untuk menekan Arab Saudi agar membebaskan para aktivis.
"Para pemimpin dunia dan negara-negara G20 seharusnya tidak berpartisipasi dalam KTT G20 di Arab Saudi pada akhir November kecuali para tahanan dibebaskan," kata Kennedy.
Baca Juga: Hadapi Iran, Arab Saudi Siap Kembangkan Senjata Nuklir
Laporan itu juga mendesak agar Putra Mahkota Mohammed bin Salman bertanggung jawab bersama dengan tokoh-tokoh yang dekat dengannya, termasuk adik laki-lakinya Khalid bin Salman dan Saud Al-Qahtani, mantan penasihat pengadilan kerajaan Saudi, yang terlibat dalam pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah