Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengakui rekor penambahan kasus positif corona sebanyak 8.369 orang pada hari ini disebabkan oleh data yang tidak sinkron antara pemerintah daerah dan pusat.
Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan bahwa sistem pelaporan data kasus corona dari daerah ke pusat belum optimal sehingga banyak data yang terakumulasi pada hari ini.
"Angka (8.369 kasus) yang tinggi ini disebabkan oleh sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan pelaporan dan validasi data dari provinsi secara real time," kata Wiku dalam konferensi pers dari Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (3/12/2020).
Dia menyebut tiga provinsi yang bermasalah dalam sistem pelaporan datanya antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Papua.
"Pemerintah sedang meningkatkan interoperabilitas data Covid-19 berdasarkan konsolidasi kemenkes dengan pemda ada beberapa provinsi yang memiliki perbedaan data dengan pusat seperti Jawa Tengah, Jawa Barat dan Papua," ucapnya.
Wiku menuturkan, Papua menjadi penyumbang angka positif corona terbanyak hari ini karena data yang diakumulasi sejak 19 November - 3 Desember 2020.
"Papua hari ini melaporkan 1.755 kasus, ini merupakan akumulasi dari penambahan kasus positif sejak 19 November hingga hari ini," tuturnya.
Berdasarkan catatan Satgas Covid-19, Papua menjadi yang tertinggi hari ini dengan penambahan kasus positif sebanyak 1.755 orang, 102 sembuh, dan satu orang meninggal dunia.
Kemudian disusul oleh Jawa Barat dengan 1648 kasus positif baru, 253 sembuh, 21 meninggal dunia; lalu DKI Jakarta dengan 1.153 kasus baru, 973 sembuh, 26 meninggal dunia.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Indonesia Melonjak, Papua Penyumbang Kasus Tertinggi
Posisi keempat diduduki oleh Jawa Tengah dengan 767 kasus baru, 325 sembuh, 16 meninggal dunia.
Kelima, Jawa Timur dengan 564 kasus baru, 344 sembuh, 25 meninggal dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Siapa Charlie Kirk: Loyalis Donald Trump yang Tewas Ditembak saat Acara Kampus
-
Waspada Cuaca Kamis Ini! BMKG: Hujan Petir Mengintai Jakarta, Mayoritas Kota Besar Basah
-
Kompolnas di Kasus Affan Dikritisi, Alih Lakukan Pengawasan, Malah jadi Jubir dan Pengacara Polisi!
-
IPA Pesanggarahan Resmi Beroperasi, Sambungkan Layanan Air Bersih ke 45 Ribu Pelanggan Baru
-
17+8 Tuntutan Rakyat Jadi Sorotan ISI : Kekecewaaan Masyarakat Memuncak!
-
BNPB Ungkap Dampak Banjir Bali: 9 Meninggal, 2 Hilang, Ratusan Mengungsi
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat