Suara.com - Tahukah Anda jika Taman Nasional Lorentz di provinsi Papua adalah gletser tropis terakhir yang tersisa di kawasan Asia?
Beberapa orang menyebutnya Gletser Keabadian, meski belum tentu akan bisa bertahan lama.
"Bahkan sebagian orang Indonesia tidak tahu bahwa kita memiliki gletser," kata Donaldi Permana, peneliti senior di biro meteorologi Indonesia, BMKG.
"Es-nya sudah mencair sejak revolusi industri."
"Puncak Jaya memang tidak ada es di puncaknya, tapi di sekitarnya ada beberapa lapisan es, yang dulunya satu gletser besar."
ENSO atau El Niño Southern Oscillation terjadi setiap dua hingga tujuh tahun sekali. Kejadian El Niño di tahun 2015/2016 telah membawa lebih banyak kepanasan dan kekeringan, yang dapat meningkatkan kemungkinan mencairnya es.
Ini adalah penemuan tim peneliti ketika membandingkan dua inti es dari Samudera Pasifik dan Amerika Selatan
Mereka juga menyimpulkan "pemanasan telah mmelewati ambang batas, sehingga bila El Niño yang sangat kuat terjadi lagi, hilangnya gletser tropis di antara Himalaya dan Andes akan terjadi".
Pakar iklim memprediksikan saat ini kita sedang menuju ancaman La Niña, yang secara khusus dicirikan oleh kondisi lebih basah di Indonesia, namun Dr Donaldi mengatakan dampaknya hanya akan bertahan sebentar.
Baca Juga: Gletser Mencair di Alpen, Ilmuwan Temukan Artefak Berusia 9.500 Tahun
"Perlu diingat untuk membangun gletser, kita bukan hanya butuh uap air, tapi juga suhu dingin. Dan kita tahu suhu meningkat setiap tahunnya," katanya.
"Kita mungkin punya salju selama beberapa hari, tapi untuk membangun gletser, kita butuh salju yang padat dan suhunya untuk tetap dingin selama paling tidak setahun."
Gletser lebih dari sekedar gletser
Pemanasan global turut mempengaruhi komunitas di belahan dunia manapun dengan cara yang berbeda-beda.
Di Afrika, beberapa puncak yang tertutup salju tidak akan lagi memberikan pendapatan untuk sektor pariwisata.
Di Peru, penyusutan gletser akan membuat warga terpaksa minum air dari hilir.
Sementara di Indonesia tidak akan ada kekurangan air.
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting