Suara.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos), Hartono Laras menyatakan sangat prihatin terhadap proses hukum yang saat ini tengah terjadi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan memastikan bahwa pihaknya siap bekerja sama penuh denga KPK dan membuka akses informasi yang diperlukan.
Hal ini diutarakannya menanggapi Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap sejumlah orang di Kemensos.
"Ini sebagai bentuk keseriusan dan dukungan kami dalam upaya pemberantasan korupsi," jelas Hartono kepada wartawan, Jakarta, hari ini, Minggu (6/12/2020).
Hartono mengaku prihatin dan sangat terpukul, di tengah upaya Kemensos untuk terus bekerja keras melaksanakan tugas dan amanah, khususnya dalam menyalurkan bansos di tengah pandemi Covid-19 yang dihadapi, kementeriannya malahan tersangkut kasus korupsi.
"Hampir 9 bulan terakhir ini, kami beserta seluruh jajaran, tanpa mengenal lelah memastikan bansos disalurkan secara cepat, tepat sasaran serta mematuhi prinsip akuntabilitas," tambah Hartono.
"Sejak awal, kami telah meminta APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah), baik Inspektorat Jenderal Kemensos maupun BPKP, dan aparat penegak hukum untuk melakukan pendampingan dan pengawalan serta pendampingan dalam pengelolaan anggaran bantuan sosial ini yaitu dengan Polri, Kejaksaan Agung, termasuk dengan KPK. Hal ini karena kami mengelola anggaran yang besar," tegasnya.
Hartono menegaskan akan terus bekerja keras untuk menyelesaikan program, baik reguler maupun program khusus dari sisa waktu tahun anggaran 2020 yang akan segera berakhir, sekaligus mempersiapkan pelaksanaan program tahun 2021 yang harus sudah dimulai Januari 2021.
"Saat ini total anggaran Kemensos sebesar Rp 134,008 triliun dan realisasi sudah lebih dari 97,2 persen per-6 Desember 2020, atau tertinggi dari 85 kementerian dan lembaga. Ini yang kita kawal terus," lanjutnya.
Sementara jumlah anggaran yang masuk skema program perlindungan sosial, baik yang reguler maupun non reguler (khusus), mencapai Rp 128,78 triliun, realisasi juga lebih dari 98 persen.
Baca Juga: Mensos Terjerat Korupsi, Kemensos Ungkap Kelola Dana Bansos Ratusan Triliun
Berita Terkait
-
Dua Menteri Jokowi Kena OTT, Pengamat: Wajar Publik Tak Percaya Parpol
-
Dua Menteri Jokowi Ditangkap KPK, Pengamat: Eksistensi Parpol Dipertanyakan
-
Dua Menteri Jokowi Terlibat Korupsi, Refly Harun: Ini Prestasi 'Luar Biasa'
-
Viral, Video Gus Dur Bubarkan Kementerian Sosial saat Jadi Presiden
-
Tersandung Korupsi Bansos Covid-19, Video Mensos Juliari Bagi Sembako Viral
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Soroti Penangkapan Massal, Mahfud MD Minta Penahanan Ribuan Demonstran Dievaluasi
-
Laka Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Komisi V Minta Investigasi: Apa Ada Kelalaian?
-
Soal Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Sosiolog Dr. Okky: Presiden Seolah Bersembunyi
-
PKB Sambut Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Sebut Itu Usulan Lama Cak Imin
-
Perumahan Tangguh Iklim, Kebutuhan Mendesak di Tengah Krisis Bencana Indonesia
-
Beli Cabai dari Petani Aceh, Rano Karno Pastikan Ketersediaan Pangan Jakarta Aman hingga Januari
-
OTT Jaksa Oleh KPK, Komjak Dorong Pembenahan Sistem Pembinaan
-
Pramono Larang Pesta Kembang Api Tahun Baru di Jakarta, 'Anak Kampung' Masih Diberi Kelonggaran
-
Insight Seedbacklink Summit 2026: Marketing Harus Data-Driven, Efisien, dan Kontekstual
-
WALHI Desak Pencabutan Izin Korporasi Pemicu Bencana Ekologis di Lanskap Batang Toru