Suara.com - Buntut dari OTT KPK yang menangkap Mensos Juliari Batubara beberapa waktu lalu, satu per satu penyelewengan dana bansos Covid-19 terungkap.
Kekinian, kesaksian datang dari salah seorang penerima bansos yang mengaku menemukan sejumlah kejanggalan.
Kesaksian tersebut diungkapkan Lisyani Abas, salah seorang warga penerima bansos dari Kecamatan Palmerah.
"Awal-awal terima sembako, kira-kira bulan April-Mei, memang agak banyak. (Banyaknya) dencisnya 9 kalau di wilayah saya, walaupun merknya nggak terkenal. Terus ada beras 10 kg, mie nya merk sarimi 10, kecap, saos, sama minyak ada," kata Lisyani dalam acara ILC, Selasa (08/12/2020).
Setelah bulan itu, ia mengaku bansos yang diterimanya setiap bulan sudah mulai menyusut. Tepatnya pengurangan itu mulai terasa sejak bulan September-November.
Ia menambahkan, sembako yang datang di wilayahnya langsung diturunkan di masjid. Setelah dari masjid itu diinformasikan ke setiap Ketua RW untuk diserahkan kepada Ketua RT sehingga sembako itu sampai untuk warganya.
Namun, ketika diturunkan di masjid tersebut, sembako sudah mulai berkurang seperti saos dan kecap yang tidak disertakan.
"Warga ada yang mengeluh, tapi mau gak mau terima lah," imbuhnya.
Selain itu, kejanggalan bansos yang diterimanya dan warga lainnya terjadi pada kualitas berasnya.
Baca Juga: Di Penghujung Tahun, Stok Beras Sumsel Tersedia Hingga Tiga Bulan Ke Depan
"Udah gitu berasnya udah bau karung, ada yang udah berkutu. Dijemur dulu, ada yang pakai bawang putih, ada yang pakai daun pandan biar hilang. Tapi (aroma pandan-red) tetap kalah sama bau karungnya," sambungnya.
Atas penyelewengan dana bansos yang dimakan sebagian oleh Mensos Juliari itu, Lisyani berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.
"Hukum seberat-beratnya lah, ini kan masalah nasib rakyat Indonesia yang susah," pungkasnya.
Video selengkapnya di sini.
Berita Terkait
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
Kejagung Bidik Dugaan Korupsi Pajak, Anak Buah Purbaya Terseret
-
KPK Sita Rumah hingga Mobil dan Motor yang Diduga Hasil dari Korupsi Kuota Haji
-
Saksi Beberkan Proses Penyewaan Kapal Angkut Minyak Mentah Pertamina
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal