Suara.com - Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan insiden penembakan yang menewaskan enam laskar FPI pengawal Rizieq Shihab di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 Senin (7/12) dini hari seharusnya tidak terjadi.
Dia pun menyebut jika polisi sebagai aparatur negara sudah bertindak berlebihan hingga menimbulkan korban jiwa dari laskar pengawal Rizieq.
"Kemarin itu kan peristiwa meninggal atau tewasnya enam anggota FPI semestinya tidak perlu terjadi, kalau negara tidak berlebihan dalam menyikapi peristiwa itu," ujar Usman dalam diskus Webinar "Evaluasi Akhir Tahun Isu HAM Era Jokowi & Kekerasan Negara", Rabu (9/12/2020).
Dia menyebut tragedi berdarah laskar FPI itu karena polisi terlalu memaksakan proses penyidikan terhadap Rizieq. Terlebih, kasusnya pun perihal perbuatan mengumpulkan kerumunan orang.
"Apalagi proses pemeriksaan hukum yang dikejar, dalam pemanggilan Rizieq Shihab lebih pada urusan kerumunan, perbuatan mengumpulkan," ucap dia.
Menurut Usman, jika kepolisian memproses kasus ujaran kebencian yang diduga dilakukan Rizieq itu jauh lebih konstitusional sebagai negara hukum.
"Padahal kalau diperkarakan berdasarkan ujaran kebencian itu, jauh lebih konstitusional pemerintah jauh lebih kuat sebagai negara hukum," ucap dia.
"Itu sama seperti sebelum yang bersangkutan (Rizieq) ke Saudi Arabia, itu kan perkara yang dipersoalkan perkara saksi, perkara hubungan seksual hubungan seksual antara yang bersangkutan dengan seorang perempuan di dalam ruang privat yang saling mau, ada consensual relationship yang enggak boleh diganggu oleh negara," sambungnya.
Namun kata Usman, justru yang dipersoalkan dalam kasus Rizieq adalah kasus lain. Kata Usman, seharusnya aparat kepolisian harusnya memproses kasus hukum yang dilakukan Rizieq diantaranya kasus ujaran kebencian.
Baca Juga: Depan Pendukung, Rizieq: Mereka adalah Orang Jahat yang Mau Celakai Kami
"Tapi yang dipersoalkan justru yang lain-lain. Maksud saya seharusnya yang dipersoalkan justru soal lain yaitu misalnya menghasut ujaran kebencian etnis, anti China, anti Syiah, anti Ahmadiyah itu yang harusnya ditegakkan, ini yang saya kira jadi masalah," tutur Usman.
Usman menyebut jika diperiksa, kasus-kasus penghinaan atau penodaan agama sebenarnya relatif bisa dipertanyakan validitasnya.
"Kalau anda periksa kasus-kasus penghinaan pencemaran atau penodaan agama itu kan sebenarnya relatif bisa dipertanyakan validitasnya, apa benar itu menghina agama, mencemarkan nama baik justru yang secara vulgar, secara nyata telah merupakan ujaran kebencian agama itu tidak ditindak," katanya.
Sudah Dimakamkan
Untuk diketahui, enam orang pengawal pimpinan Front Pembela Islam (FPI) yang tertembak di tol Jakarta-Cikampek Km 50 sudah dimakamkan hari ini. Pemakaman berlangsung pada Rabu (9/12/2020) pagi di dua tempat yang berbeda.
Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI, Aziz Yanuar mengatakan lima orang pengawal Rizieq itu dimakamkan di Pondok Pesantren Agrokultural (Markaz Syariah FPI) Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Pemakaman dihadiri banyak simpatisan FPI dan warga setempat.
Lima orang yang dimakamkan di Bogor itu di antaranya adalah Faiz Ahmad Syukur (22), Andi Oktiawan (33), M. Reza (20), Muhammad Suci Khadavi Poetra (21), dan Akhmad Sofiyan (26).
"Sudah dimakamkan tadi di Megamendung."
Sementara itu, seorang laskar FPI bernama Luthfi Hakim (24) yang juga tewas ditembak dimakamkan di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Kendati demikian, Aziz tak menjelaskan lebih lanjut mengenai lokasi Luthfi dimakamkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Benarkah 'Era Jokowi' Sudah Usai? 5 Fakta Reshuffle Prabowo, Diawali Depak Sri Mulyani
-
Kompolnas: Etik Tak Cukup, Kasus Kematian Ojol Affan Kurniawan Harus Diproses Pidana
-
21 Tahun Kasus Munir: Komnas HAM Periksa 18 Saksi, Kapan Dalang Utama Terungkap?
-
CEK FAKTA: Klaim Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia ke Jepang
-
Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
-
Deadline 2026! Pemerintah Kejar Target Kemiskinan Ekstrem: Daerah Wajib Lakukan Ini...
-
Baru Dilantik Prabowo, Kekayaan Menteri P2MI Mukhtarudin Capai Rp 17,9 Miliar
-
Pesan Terbuka Ferry Irwandi ke Jenderal: Tidak Lari, Tidak Takut, Tidak Diam
-
CEK FAKTA: Video Jurnalis Australia Ditembak Polisi Indonesia
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Menpora, Bahlil Langsung Setor Nama Pengganti, Puteri Komarudin?