Suara.com - Mantan narapidana kasus bom Bali I, Ali Imron kembali menjadi sorotan usai video pemaparannya perihal terorisme di Indonesia lagi-lagi viral di media sosial.
Salah satu penjelasan yang menarik perhatian publik adalah proses rekrutmen untuk menjadi bagian dari kelompok teroris. Sebab, Ali Imron mengatakan tidak butuh waktu lama, kadang hanya butuh waktu 2 jam saja.
Pernyataan itu dilontarkan Ali Imron dalam acara Rosi TV pada tahun 2019 lalu. Tapi videonya dibagikan ulang oleh akun Instagram @indonesiavoice, Rabu (9/12/2020).
Ali Imron mulanya angkat bicara perihal datangnya angin segar bagi para teroris apabila publik terlalu banyak menyalahkan polisi yang dinilai tidak becus.
Menurut dia, hal itu tidak benar. Sebagai seorang yang sudah taubat dari dunia terorisme, Ali Imron mengaku kecewa.
Pasalnya, untuk memerangi terorisme, seluruh masyarakat harus tahu terlebih dahulu seluruh fakta di baliknya dan bersama-sama terlibat dalam upaya pencegahannya.
"Kalau buat teroris itu ruang, angin, kesempatan mereka dan menggembirakan karena setiap ada komentar 'ini kedzoliman polisi kalau ada teroris', nanti teroris kipas-kipas begini karena dibantu media atau komentator," ujar Ali Imron seperti dikutip Suara.com.
"Bagi saya yang ingin mencegah teror, saya kecewa. Ketika masyarakat tidak tahu fakta tentang terorisme itu sulit kami ajak bersama deradikalisasi. Fakta saja gak tau bagaimana mau diajak deradikalisasi," tukasnya menambahkan.
Lebih lanjut, Ali Imron juga menerangkan perihal ciri-ciri teroris yang bisa dilihat publik. Kendati begitu, dia tidak menampik susahnya melihat hanya dari visual belaka.
Baca Juga: Viral Penjual Gorengan Cantik, Senyum Manisnya Bikin Warganet Salfok
Pasalnya, penampilan teroris bisa berganti-ganti setiap harinya. Ali Imron menuturkan, terorisme bisa dilihat dari pola pikirnya yang selalu tidak suka dengan penguasa atas dasar syariat Islam.
"Kalau namanya teroris, bisa berpenampilan ganti-ganti, yang signifikan membedakan itu ketidaksukaan terhadap penguasa yang tidak memberlakukan syariat Islam menyeluruh. Yang kedua pemikiran tentang jihad dalam arti perang yang tidak bisa disembunyikan," cetus Ali Imron.
Saat ditanya Rosi soal waktu yang dibutuhkan untuk mencari anggota terorisme, Ali Imron mengatakan tergantung siapa orangnya. Hanya saja, menurut dia terkadang hanya butuh waktu sebentar karena yang diiming-imingi sudah mengerti dasar ajaran jihad.
"Tidak lama meyakinkan orang, bisa memprovokasi sampai siap bunuh diri itu 2 jam. Tapi sampai sekarang saya belum merekrut terus suruh bunuh diri dan Insya Allah gak akan. Jangan diartikan ini seperti bujuk anak pakai permen. Orang yang ikut ke jaringan ini masyoritas sudah punya basic. Mayoritas dari pesantren karena punya basic jihad, tinggal dipoles," ungkap Ali Imron.
Ali Imron mengaku terorisme sebenarnya berbahaya. Oleh sebab itu, dia dengan tegas mengatakan harus ada hukum yang menjerat.
"Harus ada hukum yang menjerat karena se-teroris apapun itu pasti takut dengan hukum," tegas Ali Imron.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda