Suara.com - Secara khusus Front Pembela Islam mengucapkan terimakasih kepada anggota DPR dari Fraksi Gerindra Romo Muhammad Syafi'i dan Fadli Zon serta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Mereka dinilai berjasa membantu pengurusan jenazah enam laskar FPI yang ditembak mati polisi pada Senin (7/12/2020), dini hari.
"Setelah melalui proses yang alot selama lebih dari 24 jam, akhirnya jenazah bisa diserahkan dari pihak RS Polri kepada pihak keluarga dan kuasa hukum keluarga. Kami ucapkan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pengurusan jenazah para syuhada tersebut, khususnya kepada Bapak M. Romo Syafi'i dan Bapak Fadli Zon yang dengan secara langsung turun ke RS Polri untuk memastikan jenazah bisa diserahkan kepada pihak keluarga sampai dengan keluarnya jenazah terakhir dari RS Polri," kata Sekretaris Umum FPI Munarman.
"Demikian juga kepada pihak Komnas HAM yang telah membantu menghubungi pihak RS Polri dan pihak-pihak lain yang secara terbuka maupun tertutup telah membantu pengurusan jenazah tersebut. Semoga Allah membalas amal soleh dari antum semua."
Munarman juga mengatakan beberapa informasi simpang siur yang beredar di media sosial mengenai kondisi jenazah enam laskar FPI perlu diluruskan. Ada lima poin informasi yang disampaikan Munarman.
Munarman mengatakan, pada seluruh jenazah yang disebutnya "syuhada" terdapat lebih dari satu lubang peluru.
"Tembakan terhadap para syuhada tersebut memiliki kesamaan sasaran, yaitu semua tembakan mengarah ke jantung para syuhada. Dilihat dari bekas tembakan, menurut pendapat ahli yang hadir dalam pemandian jenazah, bahwa para syuhada ditembak dari jarak dekat. Menurut ahli yang hadir dalam pemandian jenazah, tembakan ke arah jantung para syuhada tersebut ada yang dilakukan dari depan, bagian dada dan ada yang dilakukan dari belakang," kata dia.
"Bahwa pada tubuh sebagian besar para syuhada, terdapat tanda-tanda bekas penyiksaan.
Keenam jenazah yang ditembak polisi ketika sedang mengawal rombongan Habib Rizieq Shihab dan keluarga telah dimakamkan di lokasi pondok pesantren Megamendung, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 9 Desember 2020, sekitar pukul 07.00 - 08.00 WIB.
FPI tidak terima dengan penembakan terhadap enam laskar. Selain mempersiapkan langkah-langkah hukum, FPI juga mendorong Komnas HAM, Komnas Anak, dan Komnas Perempuan untuk turut serta menginvestigasi kasus ini.
Baca Juga: Adu Data FPI dan Polisi Seputar Kematian 6 Laskar, Komnas HAM Jadi Harapan
"Karena dalam rombongan IB HRS yang diganggu pada rangkaian peristiwa penembakan tersebut terdapat perempuan, bayi, dan balita," katanya.
FPI mendorong Komnas HAM untuk memperluas keterlibatan dan partisipasi publik dengan merekrut komisioner adhoc dari kalangan masyarakat sipil yang profesional dan independen serta berintegritas untuk menjadi anggota tim pencari fakta dalam peristiwa yang disebut Munarman sebagai "extra judicial killing ini."
Munarman mengatakan harapannya agar masyarakat mendukung upaya mencari kebenaran dan keadilan.
"Apalagi pembunuhan diluar proses hukum (extra judicial killing) ini, terjadi bertepatan dengan momen Hari HAM sedunia 10 Desember. Adalah hal yang sangat memalukan apabila ditengah momen hari HAM sedunia, justru di Indonesia pelanggaran HAM berat terus terjadi di NKRI mulai dari Sabang sampai Merauke. Berbagai pelanggaran HAM yang terjadi di seluruh wilayah NKRI, mulai Aceh hingga Papua haruslah dihentikan dan dipastikan tidak merupakan kejadian yang berulang karena arogansi kekuasaan yang otoriter," kata Munarman.
Menanggapi informasi terbaru yang disampaikan Munarman mengenai kondisi keenam jenazah, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono tidak mau menanggapi terlalu jauh. Dia mengatakan, "penyidikan masih dalam proses, nantinya akan disampaikan dengan bukti pendukungnya, bagaimana kronologisnya."
Berkenaan dengan itu, Argo menjelaskan bahwa proses penyidikan terkait kasus tersebut juga diawasi langsung oleh pengawas internal polri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta