Suara.com - Seorang tentara AS bernama Martin Adler berhasil bertemu kembali dengan bocah yang nyaris ia tembak saat Perang Dunia II. Reuni penuh haru ini berlangsung melalui panggilan video.
Menyadur The Guardian Rabu (16/12), kala itu Martin bertempur di sepanjang Garis Gotik, Oktober 1944. Ia berperang untuk membebaskan desa sekitar Monterenzio, pegunungan Apennines Italia dari Nazi.
Dalam suasana perang, ia dan tentara AS lainnya, John Bronsky mendekat ke arah keranjang anyaman besar karena mendengar suara mencurigakan. Mereka mengira itu tentara Jerman yang sedang bersembunyi dan siap menyerang.
Lalu seorang ibu dengan panik berteriak padanya agar tak menembak. "Jangan tembak, anak-anak.. anak-anak!"
Tak lama, tiga bocah muncul dari balik keranjang. Mereka berusia antara tiga hingga enam tahun. Martin langsung lega dan menjauhkan arah senjata dari anak-anak.
Ia kemudian bertanya pada sang ibu untuk berfoto dengan tiga anak yang masing-masing bernama Bruno, Mafalda dan Giuliana. Ibunya setuju dan segera mengganti baju anak-anaknya dengan yang terbaik yang mereka punya.
Martin Adler lantas berfoto dengan kamera yang ia bawa dan gambar itu menjadi kenangan tak terlupakan hingga kini, 76 tahun kemudian.
Martin tua kini berusia 96 tahun dan ia ingin bertemu kembali dengan anak-anak yang nyaris ia tembak. Melalui putrinya Rachelle, ia meminta untuk melacak keberadaan mereka.
Pada 12 Desember, Rachelle memposting pesan di samping foto asli di halaman Facebook untuk tentara veteran dari AS dan Kanada yang telah ditempatkan di Italia.
Baca Juga: Sejarah Konvensi Jenewa dan Perang Dunia II
Pesan itu dilihat oleh Matteo Incerti, penulis dan jurnalis dari wilayah Emilia-Romagna yang menulis buku tentang Perang Dunia II. Ia menghubungi koran lokal dan ceritanya juga dimuat oleh saluran TV TG1 dan pers nasional.
Pada 13 Desember, Incerti menerima pesan dari perawat teman Bruno. Perawat itu mengatakan bertemu Bruno di taman dan mengatakan padanya bahwa Bruno mengenali dirinya sendiri di foto itu.
Bruno yang kini berusia lanjut ingin menghubungi jurnalis tapi tidak tahu caranya. "Dia menemukan saya di Facebook dan menulis pesan", kata Incerti.
Incerti lantas mengatur panggilan video antara Adler dan tiga saudara kandungnya pada hari Senin. Hal pertama yang Martin katakan kepada mereka adalah: "Apakah kalian ingin cokelat?"
"Mereka ingat bermain di keranjang, orang Amerika ada di rumah dan dia memberi mereka permen dan cokelat," kata Incerti.
Martin Adler mengatakan dia ingin hidup sampai 100 tahun dan datang ke Italia untuk bertemu Bruno, Mafalda dan Giuliana ketika pandemi virus corona selesai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik