Suara.com - Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman angkat bicara isu perombakanan atau reshuffle menteri di kabinet Presdien Jokowi yang kini makin berhembus kencang.
Menanggapi hal itu, Fadjroel tak menampik jika Jokowi akan menggantikan posisi menteri dalam kabinetnya. Yang pasti, kata dia, Jokowi bakal mencari pengganti Juliari P Batubara di kursi Mensos dan Edhy Prabowo di kursi Menteri KKP. Keduanya dicopot setelah terkait kasus korupsi yang ditangani KPK.
Dikutip dari Hops.id--media jaringan Suara.com, Senin (21/12/2020), pergantian menteri merupakan hak prerogatif Jokowi. Hal itu disampaikan Fadjroel menanggapi sikap Jokowi yang lama mengganti dua pos menteri setelah Juliari dan Edhy Prabowo resmi ditahan KPK.
“Itu hak prerogatif Presiden, dia (Jokowi) yang putuskan, siapa dan bagaimana penggantiannya. Yang pasti (kena reshuffle) terkait dua menteri yang berurusan dengan KPK. Jokowi dengan tegas bilang beliau tak akan melindungi yang korupsi,” kata Fadjroel disitat MetroTV.
Fadjroel sejauh ini menegaskan kalau Jokowi bakal tetap pada pendiriannya, yakni akan mencopot menteri yang tak bekerja serius. Itu merupakan arahan terbaru Jokowi soal siapa saja yang bakal duduk di jajaran menteri berikutnya.
“Tak ada visi misi menteri, yang ada visi misi presiden dan wakil. Semua harus bekerja serius, tidak serius akan saya copot di tengah jalan,” kata Fadjroel meniru arahan Jokowi.
Lebih jauh, Fadjroel juga menekankan andaipun ada reshuffle menteri nanti, Jokowi akan menerapkan kabinet ahli. Hal itu pula lah yang pernah dia sampaikan pada 23 Oktober 2020 lalu.
Jokowi, kata Fadjroel, tak akan memandang suku, partai, ras, agama, melainkan bakal memilih putra-putri terbaik dari bangsa ini.
“Mengenai kapan dan siapa yang akan diganti itu otoritas Pak Jokowi, tetapi yang bisa dipastikan saat ini, dua orang yang akan mengalami penggantian, yakni Mensos dan Menteri KKP,” kata dia.
Baca Juga: Jika Ada Reshuffle, Orang Parpol Makin Mendominasi Kabinet Menteri Jokowi
Sementara itu, pengamat politik Yunarto Wijaya menyebut saat ini memang disebut sebagai momentum tepat bagi Presiden Jokowi melakukan reshuffle menteri. Sebab beban politiknya saat ini sudah ringan. Apa maksudnya?
Ya, adapun mengapa reshuffle tak juga dilakukan ketika dia marah pada Agustus lalu, karena Jokowi dianggap masih harus mengkalkulasi kekuatan di parlemen berkaitan dengan Omnibus Law. Sebab seperti kita tahu, Jokowi sangat berambisi sekali pada penetapan Omnibus Law di Tanah Air.
“Sebenarnya ini sudah dimulai Agustus, saat Jokowi marah-marah soal penyerapan anggaran. Kenapa baru sekarang? Karena ada beberapa momen yang membutuhkan kesolidan di parlemen, baik Omnibus Law, dan situasi Pilkada agar tak terganggu.”
“Sekarang kan sudah lewat. Nah, apakah masih masih nunggu pergantian Kapolri untuk nunggu solidaritas parlemen, saya tidak tahu."
Yang pasti, kata Yunarto, dirinya berpendapat akan ada pergantian menteri alias reshuffle dalam beberapa hari ke depan. Di mana beban politik Jokowi saat itu sudah berkurang untuk memilih menteri yang cakap dalam performanya.
Berita Terkait
-
Mahfud MD Kasih Dua Jempol untuk Prabowo: Ada Apa Ini?
-
Sebelum Kerusuhan Meletus, Mahfud MD Sebut Prabowo Tak Gubris Masukan Akademisi UGM: Udah Biarin Aja
-
BREAKING NEWS! Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN Gantikan Erick Thohir
-
Dicopot dari Kepala PCO, Ini Rekam Jejak Hasan Nasbi di Dunia Politik
-
Kritik Pedas Rocky Gerung Respons Reshuffle Prabowo: Cuma 'Dikocok Ulang', Hasilnya Sama Saja
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Pemprov Sumut Kolaborasi Menuju Zero ODOL 2027
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!
-
Gelagapan Baca UUD 45, Ekspresi Wakil Ketua DPRD Pasangkayu Disorot: Yang Dibaca Pancasila?
-
"Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH
-
Pengurus PWI Pusat 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Meutya Hafid Titip Pesan Ini
-
Mardiono Terbuka Merangkul Kubu Agus Suparmanto: Belum Ada Komunikasi, Belum Lihat Utuh SK Kemenkum
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan