Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung turut serta menanggapi reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo.
Dia menyampaikan pendapatnya soal menteri baru yang masuk ke dalam kabinet kerja Jokowi-Maruf.
Rocky menyebut kabinet tersebut sebagai 'kabinet kelurahan' dan 'kabinet mencekam'. Sebab, menurutnya kabinet tersebut disusun tidak sesuai dengan demokrasi pancasila.
Hal itu dia sampaikan dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Rocky Gerung Official, Rabu (23/12/2020).
"Memang dari awal orang menganggap itulah demokrasi pancasila. Nggak peduli dengan moral, asal-usul persaingan, nggak peduli dengan pengorbanan emak-emak, nggak peduli dengan pengorbanan rakyat macem-macem," ujar Rocky, dikutip Suara.com.
Oleh karena itu, Rocky menyebut kabinet yang dibentuk Jokowi sebagai kabinet kelurahan.
"Lalu, berkumpul lah akhirnya sebuah kelurahan. Jadi boleh disebut kabinet kelurahan sejahtera itu. Karena semuanya ingin sejahtera di bawah pimpinan satu lurah," lanjutnya.
Lebih lanjut, dalam video tersebut Hersubeno Arief menyinggung soal cuitan warganet yang menyebut tentang kabinet mencekam.
Seorang warganet mencuitkan tentang kabinet mencekam yang berarti kabinet menteri cebong dan kampret.
Baca Juga: Jokowi Melantik Enam Menteri Baru, Nitizen Cari Fadli Zon
Menanggapi itu, Rocky Gerung sepakat dengan cuitan warganet yang menyebut kabinet Jokowi sebagai kabinet mencekam.
"Sebetulnya memang mencekam, kabinet ini juga selain tadi secara real seperti mencekam karena konsolidasi kapital akhirnya berlangsung di kabinet, seluruh menteri ekonomi akhirnya satu paradigma, paradigma monetaris itu," jelasnya.
Rocky mengaku bahwa dia pro dengan warganet yang menyebut ini kabinet yang mencekam.
"Oleh sebab itu, saya pro dengan netizen yang menyebut ini kabinet yang mencekam. Menteri-menteri cebong dan kampret bersekutu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi akhirnya memperkenalkan enam menteri baru di kabinet kerja Indonesia Maju.
Terdapat enam menteri baru yang akan bergabung di kabinet Jokowi-Maruf yaitu Tri Rismaharini, Sandiaga Uno, Budi Gunadi Sadikin, Sakti Wahyu Trenggono, Yaqut Cholil Qoumas dan Muhammad Lutfi.
Berita Terkait
-
Usai Prabowo-Sandiaga Jadi Pembantu Jokowi: Kritik Fadli Zon Terasa Sumbang
-
Usai Prabowo-Sandiaga Jadi Pembantu Jokowi: Anggap Pilpres Adu Olahraga
-
DPR Harap Keberadaan Wamenkum HAM Bisa Bantu Yasonna Selesaikan RUU KUHP
-
Sempat Bikin Heboh, Erick Thohir Unggah Foto Terbaru Kebersamaan 3 Menteri
-
Ada Gus Yaqut dan Risma, Jokowi Dinilai Cerdik dalam Reshuffle
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Dari Pameran Megah ke Balik Jeruji, Mengapa Puluhan Calon Pengantin Bisa Tertipu WO Ayu Puspita?
-
Dedi Mulyadi Datang ke KPK: Ada Apa dengan Sungai dan Hutan Jabar?
-
Tak Cukup Andalkan Infrastruktur, Pelatihan Evakuasi Penentu Keselamatan di Gedung Bertingkat
-
Respons Dasco Soal Wacana Pilkada Dipilih DPRD: Pikirkan Saudara Kita di Sumatera Pulih Dulu
-
Kecelakaan Maut di SDN Kalibaru, Pramono Anung: Perusahaan Harus Tanggung Jawab!
-
Jerit Histeris Pecah di SDN Kalibaru 01! Siswa Diseruduk Mobil saat Upacara
-
Dirut Terra Drone Jadi Tersangka Kebakaran Maut di Kemayoran, Polisi Ungkap Pasal Kelalaian
-
Tragedi Kebakaran Terra Drone, Pengamat Desak Audit Keselamatan Gedung Tanpa Tawar-Menawar
-
Tragedi Terra Drone Tewaskan 22 Orang, Pengamat: Bukti Kegagalan Sistem Keselamatan Gedung
-
PBNU Dorong Reformasi Polri Menyeluruh, Gus Yahya Tegaskan Perlunya Pertobatan Institusional