Suara.com - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Syadat Hasibuan mengomentari postingan Sandiaga Uno. Dalam postingan tersebut, Sandiaga Uno tampak sedang memimpin rapat.
Rapat perdana tersebut dilakukan usai Presiden Joko Widodo menunjuk Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Rupanya, unggahan tersebut mendapatkan tanggapan dari Umar Hasibuan. Dalam cuitan Umar Hasibuan di akun Twitter pribadinya @Umar_Hasibuan75, dia membalas dengan mengunggah foto pada saat masa kampanye Pilpres 2019.
Tampak foto Prabowo dan Sandiaga bersama para pendukungnya. Foto tersebut sekaligus sentilan untuk Prabowo dan Sandiaga.
Umar kembali mengingatkan perjuangan pendukung Prabowo dan Sandiaga dalam Pilpres 2019 kala itu.
"Kalian berdua masih ingat momen ini Sandiaga Uno dan Prabowo? Gimana ikhlasnya pendukung kalian berdua membantu kampanye anda-anda," cuitnya, dikutip Suara.com.
Dalam cuitan tersebut, dia menyampaikan kekecewaannya terhadap Sandiaga Uno yang kini menjadi menteri di kabinet Jokowi.
Lebih lanjut, Umar mengatakan Sandiaga dan Prabowo seakan melupakan para pendukungnya pada saat Pilpres 2019.
"Tapi sekarang kalian sangat berbahagia dengan jabatan menteri tanpa mengindahkan perasaan pendukung kalian dulu," lanjutnya.
Baca Juga: Dahlan Iskan: Bayangan Saya, Erick dan Lutfi Rayu Sandiaga Jadi Menteri
Postingan Sandiaga Uno rupanya juga dibanjiri komentar para pendukungnya dulu. Mereka kembali mengunggah momen pada saat kampanye Pilpres 2019.
Tak sedikit yang menyampaikan kekecewaannya kepada Prabowo dan Sandiaga Uno karena memilih menjadi menteri di kabinet Jokowi.
Seperti diketahui, Prabowo dan Sandiaga Uno pernah mencalonkan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2019 lalu.
Keduanya menjadi rival Jokowi dan Maruf Amin dalam pemilihan presiden tersebut.
Namun, saat ini Prabowo dan Sandiaga ditunjuk Jokowi sebagai menteri kabinet kerja Indonesia Maju.
Prabowo ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan. Sementara itu, Sandiaga Uno ditunjuk menjadi Menparekraf menggantikan Wishnutama.
Berita Terkait
-
Koalisi Semakin Solid, Rocky Gerung: Hormati Habib Rizieq sebagai Oposisi
-
Dahlan Iskan: Bayangan Saya, Erick dan Lutfi Rayu Sandiaga Jadi Menteri
-
Keponakan Prabowo Gugat ke MK, Ben-Pilar Siap Bantah Tudingan Kecurangan
-
Lewat Foto Berbikini, Politikus Bali Sentil Menparekraf Sandiaga Uno
-
Bagikan Foto Bareng Sandiaga Uno, Prabowo: Selamat Bertugas Menparekraf
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
KPK Tunggu 3 Perkara yang Diduga Jadi Sumber TPPU SYL
-
Gus Ipul Benarkan Penasihat Khusus Ketum PBNU Dicopot Imbas Isu Zionisme
-
Tepis Narasi di Medsos, KPK Tunjukkan Perbandingan Kapal ASDP dengan Kapal Tua PT JN
-
Alibi Bangkai Anjing Terkuak, Polisi Bongkar Cara Ayah Tiri Tipu Saksi untuk Buang Jasad Alvaro
-
Hasil Riset Sebut Penerimaan Publik Terhadap Program Kemendikdasmen Sangat Tinggi, Ini Paparannya
-
Bawa Misi Pendidikan Vokasi, Gubernur Pramono Bidik Kerja Sama dengan Siemens di Jerman
-
KPK Buka Peluang Periksa Menkes Budi Gunadi Terkait Kasus RSUD Koltim, Ada Aliran Dana?
-
Pura-pura BAB, Pembunuh Bocah Alvaro Gantung Diri Pakai Celana Panjang di Ruang Konseling Polres
-
Dana Pemda Rp203 Triliun Mengendap di Bank, Begini Penjelasan Mendagri Tito ke Prabowo
-
Prabowo Perintahkan Audit Kematian Ibu Hamil di Papua, Aktivis Sebut Kasus Femisida