Presiden Soeharto berharap, Tol Jagorawi dapat digunakan untuk kepentingan sipil seperti jalan raya pada umumnya serta untuk kepentingan militer. Bayangannya, jalan tol ini bisa menjadi landasan tempat mendarat darurat bagi pesawat tempur bilamana terjadi peperangan.
Presiden kedua Indonesia ini juga ingin menjadikan Tol Jagorawi sebagai sarana untuk menyukseskan pemerataan pembangunan terutama di sektor perekonomian.
Keistimewaan
Trek yang meliuk-liuk, naik turun dan terkadang lurus menyuguhkan sensasi unik bagi pengendara yang melewati Tol Jagorawi. Menyusuri Jagorawi layaknya menikmati keindahan alam berupa pemandangan perbukitan, gunung, danau, sungai, sawah, kebun warga serta pepohonan.
Di masa itu, pengguna jalan Tol Jagorawi akan dimanjakan dengan pesona Gunung Gede-Pangrango, Gunung Salak, serta sejumlah danau yang sungguh menawan.
Keistimewaan Tol Jagorawi yang lainnya, adalah struktur dan konstruksi bangunan yang sangat baik dan prima. Presiden Joko Widodo pun memuji Jagorawi karena menurut penuturannya, negara lain dahulu berdatangan untuk melihat dan meniru Tol Jagorawi.
"Dulu saat jalan tol Jagorawi kita punyai sekitar tahun 77. Semua orang datang melihat tol Jagorawi, kita. lihat meniru manajemennya, meniru konstruksinya, semuanya niru. Negara-negara di sekitar kita, tapi mereka sudah punya beribu kilometer," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Tol Solo-Semarang Seksi III Bawen-Salatiga, September 2017.
Seiring dengan berkembangnya zaman, manfaat dari kehadiran Tol Jagorawi kian terasa. Jalan ini berjasa besar dan memiliki peran strategis dalam menunjang pembangunan ekonomi di wilayah sekitar Jakarta.
Sektor pariwisata dan industri di Puncak, Bogor, Sukabumi, Cianjur, hingga Padalarang, Jawa Barat tumbuh lebih cepat semenjak Tol Jagorawi mulai beroperasi.
Baca Juga: Tol Tanjung Mulia-Marelan Beroperasi Fungsional Sampai 4 Januari 2021
Yang pertama di balik yang pertama
Selain menjadi jalan bebas hambatan yang pertama kali dibangun, Tol Jagorawi juga menjadi yang pertama sebagai jalan tol berbayar di Indonesia.
Ketika pembangunan selesai pada tahun 1978, Menteri PUTL Ir. Sutami mengusulkan kepada Presiden Soeharto agar jalan tersebut dijadikan tol berbayar seperti di luar negeri.
Alasannya, Indonesia sejak merdeka pada tahun 1945 belum memiliki jalan tol berbayar. Sutami mengusulkan itu agar biaya operasional dan pemeliharaan tidak lagi menjadi beban anggaran pemerintah pusat melainkan bisa dikelola secara mandiri.
Presiden Soeharto menerima usul Ir. Sutami sehingga jalan tersebut menjadi jalan tol berbayar bernama Tol Jagorawi.
Saat itu, Indonesia belum memiliki regulasi tentang jalan berbayar serta belum ada pula lembaga yang khusus mengurusi atau mengelola jalan tol berbayar.
Berita Terkait
-
Kasus Korupsi Jalan Tol Trans Sumatera, Legalitas Lahan Kini Diusut KPK
-
Pemerintah Umumkan Syarat Program Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Minimal Usia 18 Tahun
-
Kementerian PU Siapkan Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Begini Tanggapan Menteri PPPA
-
Kementerian PU Akan Siapkan Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Pastikan Tak Ada Unsur Eksploitasi
-
KPK Ungkap Korupsi JTTS Direncanakan Bintang Perbowo Jauh Sebelum Jadi Bos Hutama Karya
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Dari Barus, Muhaimin Pimpin Upacara Hari Santri 2025: Ajak Santri Terobos Belenggu Keterbatasan
-
Korban Ledakan Gas di Cengkareng Meninggal Dunia dengan Luka Bakar 55 Persen
-
Lahan Pemakaman di Jaksel Penuh, TPU Kebagusan Terapkan Sistem Tumpang: 3 Jenazah Ditumpuk
-
Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
-
Riset Auriga: Kayu Deforestasi Indonesia Masih Mengalir ke Eropa, Habitat Orangutan Terancam
-
Drama Rumah Mewah Berujung Ricuh, Mertua Usir Menantu di Bone, Rebutan Harta Gono-gini?
-
Prabowo Ketuk Palu! Ditjen Pesantren Resmi Dibentuk, Kado Spesial Hari Santri Usai 6 Tahun Penantian
-
'Saya Sedih Lihatnya!' Curhat Kapolda Metro Usai Teken Setumpuk Surat Pecat Anggota Nakal
-
Rocky Gerung Kritik Elite Politik: Pamer Dukungan Survei Tetapi Tidak Jelas Ideologinya
-
Belum Ada Laporan soal Dugaan Penghinaan Bahlil Lahadalia, Polda Metro Jaya: Baru Tahap Konsultasi