Suara.com - Jonathan Pollard, mantan analis di Angkatan Laut Amerika Serikat, yang ditahan selama 30 tahun karena melakukan mata-mata untuk Israel, tiba di Tel Aviv dan disambut langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Begitu tiba di bandara Ben Gurion, Tel Aviv, bersama istrinya Esther (66 tahun), hari Rabu (30/12) pagi, ia terlihat bersujud dan mencium tanah, dan setelah itu, dengan hangat PM Netanyahu mengatakan kepadanya, "Anda telah berada di rumah [Anda sendiri]."
"Selamat datang, senang Anda sekarang akhirnya bisa pulang. Anda bisa memulai kehidupan yang baru, kehidupan yang bebas dan membahagiakan," kata Netanyahu.
Dalam penyambutan ini, Netanyahu menyerahkan kartu identitas Israel dan membacakan doa.
- 'Mata-mata CIA' dihukum mati di Iran
- Mata-mata China asal Singapura gunakan LinkedIn untuk 'memburu' sasaran
- Bagaimana membedakan diplomat asing dengan mata-mata?
Pollard mengatakan ia dan istrinya sangat senang bisa berada di Israel setelah selama 35 tahun di AS.
"Kami berharap kami bisa menjadi warga negara yang baik dan sesegera mungkin ingin memulai kehidupan [yang baru] di sini," kata Pollard.
Ia juga mengatakan, "Israel adalah negara hebat, dengan masa depan cerah. Israel adalah masa depan bagi orang-orang Yahudi."
Karena pandemi Covid-19, Pollard dan istrinya akan menjalani karantina selama 14 hari di apartemen mereka di Yerusalem.
'Layak hidup nyaman di Israel'
Pollard dan istrinya terbang dari New Jersey ke Tel Aviv dengan menggunakan jet pribadi yang disediakan miliarder AS, Sheldon Adelson.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu, Orang Pertama di Israel yang Disuntik Vaksin Covid-19
Isrtri Adelson, Miriam, dalam artikel di surat kabar miliknya, Israel Hayom, menulis bahwa Israel sangat berhutang budi dengan Pollard.
"Bagaikan prajurit yang terluka yang pulang dari perjalanan yang sulit, Jonathan Pollard sudah sepantasnya mendapatkan bantuan dan tunjangan dari pemerintah [Israel] untuk memastikan ia bisa hidup nyaman," kata Miriam Adelson.
https://twitter.com/IsraeliPM/status/1344171638443671559
Dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press pada 1998, ia membayar dengan sangat mahal atas tindakan yang ia lakukan.
"Saya mencoba bekerja untuk dua negara sekaligus ... [tapi kenyatannya] itu tak bisa dilakukan," kata Pollard.
Pollard ditangkap pada 1985 dan dijatuhi hukuman seumur hidup setelah mengaku bersalah menjual rahasia AS kepada Israel.
- Mantan mata-mata Rusia sakit parah setelah terpapar zat misterius
- Satelit mata-mata ungkap miliaran ton es meleleh di pegunungan Himalaya
- Mantan anggota agen intelijen AS dituduh jadi mata-mata China
Ketika itu ia mengatakan frustrasi dengan sikap AS karena tidak berbagi informasi dengan sekutu penting seperti Israel.
Awalnya, pemerintah Israel membantah pengakuan Pollard dan bersikukuh ia bekerja untuk "para pejabat yang bekerja di luar komando resmi".
Tapi pada 1995, Israel memberinya kewarganegaraan dan tiga tahun kemudian mengakui bahwa Pollard adalah agen rahasia Israel.
Israel mendesak pemerintah AS mengeluarkan pengampunan namun ditolak. Pada 2015, ia mendapatkan pembebasan bersyarat.
Salah satu ketentuan pembebasan ini adalah ia tidak dibolehkan melakukan perjalanan keluar dari AS tanpa izin selama setidaknya lima tahun.
Bulan lalu, Departemen Kehakiman AS menyatakan pembebasan bersyaratnya sudah selesai, yang memungkinkannya pergi ke Israel.
Berita Terkait
-
Foto Prabowo Jadi Alat Propaganda Israel di Papan Reklame, Dukung Rencana Trump di Gaza
-
Sidang Umum PBB Kacau! Netanyahu Pidato, Delegasi Walk Out Massal!
-
Pidato Benjamin Netanyahu di PBB Disiarkan Pakai 'Toa' di Gaza, Warga Malah Tak Dengar Apa-apa
-
Netanyahu dan Federasi Sepak Bola Israel Dilaporkan Halangi Upaya Sanksi UEFA
-
Gaza Diblokade, Warga Israel Geruduk Rumah Netanyahu: Akhiri Perang!
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal