Suara.com - Satu per satu nama muncul dalam isu calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, bahwa nama-nama yang beredar itu masih belum pasti.
Diketahui, Idham Aziz sudah menyurati Presiden Joko Widodo atau Jokowi bahwa dirinya akan memasuki masa pensiun. Maka posisinya harus diganti dengan sosok baru.
Beberapa nama sudah mulai bermunculan di tengah publik sebagai kandidat Kapolri baru. Kata Mahfud, nama-nama tersebut belum mencapai final.
"Belum ada yang final, semua nama yang beredar masih spekulasi," kata Mahfud saat dihubungi, Kamis (7/1/2021).
"Tunggu saja," tambah dia.
Sebelumnya, Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut lingkungan Istana Kepresidenan telah mengantongi nama calon Kapolri yang akan memggantikan Idham Azis.
Dua nama itu kata dia adalah Komjen Pol Gatot Eddy dan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo. Dua nama itu digagas bakal mengisi jabatan Kapolri dan Wakapolri.
Dia menyebut gagasan dari lingkungan Istana Kepresidenan itu mendorong Gatot yang kekinian menjabat sebagai Wakapolri naik menggantikan Idham Azis sebagai Kapolri. Sedangkan, Listyo yang kekinian menjabat sebagai Kabareskrim Polri naik menggantikan posisi Gatot.
"Dari pantauan IPW gagasan ini semakin serius dibahas kalangan Istana atau kalangan dekat Presiden Jokowi menjelang penyerahan nama Kapolri baru ke DPR," kata Neta kepada wartawan, dilansir Suara.com, Rabu (6/1/2021).
Baca Juga: Makin Panas, Mantan Kapolda Kepri Disebut Masuk Bursa Calon Kapolri
Sementara itu, Neta menyebut dari kalangan internal Polri justru berharap Presiden Joko Widodo alias Jokowi dapat memilih jenderal senior sebagai Kapolri. Begitu juga untuk posisi Wakapolri diharapkan dipilih dari jenderal senior dan bukan jenderal junior.
"Dengan demikian proses suksesi di Polri berjalan tanpa gejolak dan tanpa keresahan," ujar Neta.
Gatot diketahui merupakan jenderal bintang tiga lulusan Akpol angkatan 88. Sedangkan Listyo merupakan jenderal bintang tiga lulusan Akpol angkatan 91.
Neta lantas berujar, bahwa proses suksesi di Polri kali ini sangat berbeda dengan suksesi sebelumnya. Kekinian kata dia, suksesi Polri diwarnai situasi sosial politik yang penuh dengan dinamika, seperti kemunculan kelompok-kelompok garis keras keagamaan.
"Bagaimana pun Presiden Jokowi patut mencermati situasi dan dinamika yang berkembang. Sehingga Kapolri yang dipilih tidak rentan terhadap masalah dari dinamika sosial politik yang berkembang tersebut," katanya.
Atas hal itu, Neta berpendapat bahwa Jokowi semestinya tidak hanya memilih figur calon Kapolri yang loyal. Melainkan, juga figur yang dinilai mampu mengkonsolidasikan internal Polri dengan kapabilitasnya yang disegani senior maupun juniornya.
Berita Terkait
-
Makin Panas, Mantan Kapolda Kepri Disebut Masuk Bursa Calon Kapolri
-
Sindir BEM UI Soal Pembubaran FPI, Denny Siregar: Masih Korengan Pantatnya
-
Idham Azis Ajukan Surat Permohonan Pengganti Kapolri ke Jokowi
-
IPW Sebut Internal Polri tak Ingin Dipimpin Sosok Jenderal Muda Ini
-
IPW Bongkar Sosok Kapolri dan Wakapolri yang Disiapkan Istana
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf