Suara.com - Aksi Presiden Jokowi membagi-bagikan nasi kotak terus mendapat kritik dari berbagai pihak. Sebab, selain memunculkan kerumunan warga, aksi itu membuat Jokowi dinilai mengabaikan protokol kesehatan saat pandemi covid-19.
Termutakhir, Refly Harun melontarkan kritik terhadap aksi Presiden Jokowi, melalui video yang diunggah ke kanal YouTube pribadinya, Sabtu (23/1/2021).
Refly pun memberikan judul yang terbilang 'tajam' untuk video opininya tesebut: Pencipta Kerumunan Itu bernama Jokowi.
Dalam video tersebut, Refly mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak mungkin dipidanakan karena membuat kerumunan.
Meskipun begitu ia tetap sepakat bahwa Presiden Jokowi adalah penyebab kerumunan yang terjadi di lokasi bencana itu.
"Kalau kita bicara tentang kerumunan yang diciptakan presiden Jokowi, ya saya bisa mengatakan bahwa ini kerumunan. Pertanyaannya adalah kerumunan ini diciptakan oleh kepala negara, coba mau diapakan? Apakah kepala negara juga akan diproses pidana? kan tidak mungkin," ujarnya.
Ia lantas mengingatkan bahwa segala sesuatu tidak akan baik jika diselesaikan dengan langkah memidanakan.
"Makanya dari awal, saya mengatakan selalu, jangan apa-apa dekati dari sudut pidana, apa-apa itu dekati dari sudut penyelesaian masalah, kalau misalnya menyelesaikan masalahnya bisa dengan minta maaf, dan di kemudian hari tidak melakukan perbuatannya lagi," lanjutnya lagi.
Refly menyebut, akibat dari sikap apa-apa dipidanakan terlihat dalam tanggapan masyarakat yang ingin agar Raffi Ahmad dan bahkan Jokowi dipidanakan seperti Habib Rizieq.
Baca Juga: Istana Terima Surat Pengangkatan Kapolri Terpilih Listyo Sigit dari DPR
"Jadi ketika Habib Rizieq ditangkap karena protokol kesehatan, ada Raffi Ahmad yang baru divaksin melanggar protokol, maka imajinasi orang harus dipidanakan juga, nah yang gawat adalah ketika kerumunan itu justru diciptakan oleh kepala negara sendiri atau presiden RI, lalu tiba-tiba ada yang berimajinasi agar di-Habib Rizik-kan juga, kan runyam,"
Berkaca dari kasus Habib Rizieq, Refly menyebut bahwa tindakan yang dilakukan Presiden Jokowi saat membagikan nasi kotak bisa dipersepsikan membahayakan orang lain juga.
Meskipun para warga tak berkontak dekat dengan presiden, mereka satu sama lain saling berhimpitan tanpa jarak.
"Apa yang dilakukan Jokowi dapat dipersepsikan membahayakan orang lain juga," ujar Refly.
"Ia berjarak dengan Presiden Jokowi, tapi rakyatnya sendiri malah berkerumun dan berdempetan tidak ada lagi jarak," lanjutnya.
"Kan itu diciptakan oleh Presiden Jokowi sendiri," lanjutnya lagi.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Benarkah Ijazah SMA Presiden Jokowi Palsu?
-
Jika Jokowi ke Purwakarta, Makanan Ini yang akan Disuguhkan oleh Bupati
-
Harapan dan Pro Kontra Warga AS Pasca Pelantikan Joe Biden
-
Mengenal Sejarah Tradisi Inaugurasi Presiden Amerika Serikat
-
Istana Terima Surat Pengangkatan Kapolri Terpilih Listyo Sigit dari DPR
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
Terkini
-
Kejar Target 80 GW PLTS Desa, Bahlil Kirim Tim ke India Pelajari Listrik Murah 3 Sen/KWh
-
Dana Reses DPR Jadi Rp 702 Juta, Dasco Akui Ada Salah Transfer Rp 54 Juta yang Ditarik Kembali
-
Ponpes Al Khoziny Luluh Lantak, Gus Yahya Sebut Puncak Gunung Es Masalah Infrastruktur, Mengapa?
-
50 Mayat Teridentifikasi, 5 Potongan Tubuh Korban Ponpes Al Khoziny jadi 'PR' Besar DVI Polri
-
Pensiun Dini PLTU Ancam Nasib Pekerja, Koaksi Desak Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman
-
Usut Aliran Dana Pemerasan K3, KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker Haiyani Rumondang
-
Ketakutan! Ledakan Dahsyat di SPBU Kemanggisan Jakbar Bikin Warga Kocar-kacir
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti
-
Duar! Detik-detik Mengerikan Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kemanggisan Jakbar, Apa Pemicunya?