Suara.com - Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mencatat jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 1.012.350 orang.
Terkait itu, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyampaikan sejumlah pesan penting yang mesti dilakukan pemerintah ke depannya.
Dicky menilai saat ini pemerintah kerap menyampaikan pesan soal vaksinasi dan kewajiban protokol kesehatan Covid-19. Tetapi menurutnya ada satu hal yang jauh lebih penting yakni tracing, testing dan treatment (3T) yang mesti dijalankan.
"Jangan dilupakan bukan hanya prokes, itu kan (dijalankan) masyarakatnya, tapi 3T-nya jauh lebih penting daripada vaksiniasi dan dari prokes itu," kata Dicky saat dihubungi Suara.com, Selasa (26/1/2021) malam.
Karena itu ia menilai kalau pemerintah bukan hanya mengejar soal protokol kesehatan saja di tengah disituasi yang semakin serius.
Indonesia menjadi negara Asia Tenggara yang masuk ke dalam 20 besar karena jumlah kasus Covid-19-nya sudah mencapai satu juta orang. Namun, kelemahan Indonesia itu berada pada cangkupan testing yang masih rendah yakni sekitar 32 ribu per 1 juta populasi di tanah air.
"Ini satu performa testing yang rendah sekali," ujarnya.
Apabila dibandingkan lagi dengan negara terdekat yang juga memiliki 1 juta kasus Covid-19, mereka mampu melakukan testing 5 hingga 6 kali lipat lebih banyak daripada Indonesia.
Dengan demikian, Dicky menilai kalau jumlah kasus Covid-19 di tanah air sebetulnya lebih dari angka satu juta.
Baca Juga: Sejuta Kasus Corona Indonesia, Epidemiolog: Seharusnya Tiga Kali Lipat
Kalau kondisinya seperti itu, Dicky mengungkapkan kalau bukan tidak mungkin bakal ada ledakan kasus di tengah jalannya program vaksinasi.
"Itu bukan hal yang tidak mungkin dan tidak ada jaminan juga vaksinasi itu akan berhasil, apalagi dengan strategi 3T yang sangat tidak memadai ini yang harus dipahami, diluruskan dan ditegaskan."
Berita Terkait
-
Pagi Ini PN Depok Gelar Sidang Pelanggaran Prokes COVID-19 Raffi Ahmad
-
Gerakan Solidaritas Imunitas, Nikita Mirzani Beri Bantuan ke Wisma Atlet
-
Sejuta Kasus Corona Indonesia, Epidemiolog: Seharusnya Tiga Kali Lipat
-
Krisis Vaksin Covid-19, Presiden Afrika Selatan Kritik Negara Maju
-
Kasus COVID-19 di DIY Tembus 20 Ribu Lebih
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional