Suara.com - Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah mengatakan kalau hutan dan lingkungan hidup itu malah rusak kalau diurus oleh negara. Oleh sebabnya, rezim harus bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut.
"Kami melihat bahwa selama ini hutan dan lingkungan justru rusak ketika diurus oleh negara dan semua rezim harus bertanggung jawab," kata Merah dalam sebuah diskusi daring, Jumat (29/1/2021).
Hal tersebut disampaikan Merah melihat sikap pemerintah saat bencana banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan. Menurutnya ada upaya saling lempar kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah.
Seperti yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) menyebut kalau penertiban izin pinjam pakai kawasan hutan itu paling banyak dikeluarkan pada resmi periode 2004-2014. Padahal yang menerbitkan izinnya tersebut KemenLHK sendiri.
"Ini yang menunjukkan bahwa memang negara kita ini krisis gagasan atau wawasan kebangsaan, saling menyalahkan, buang badan dan tidak mau bertanggung jawab," ujarnya.
Merah juga menyinggung kalau KemenLHK dipenuhi oleh elit-elit pucuk partai yang memiliki relasi partai politik. Sehingga menurutnya, parpol-parpol pun harus bertanggung jawab.
"Sehingga partai politik juga bertanggung jawab atas rusaknya lingkungan berkonstribusi terhadap bencana yang terjadi saat ini."
Berita Terkait
-
Anggota Komisi IV Bela Raja Juli, Sebut Menhut Cuma Kebagian 'Cuci Piring' Soal Kerusakan Hutan
-
Buntut Bencana Sumatra, Menhut Raja Juli Bidik 12 Perusahaan di Sumut yang Terindikasi Melanggar
-
Akhirnya! Pemerintah Akui Kerusakan Lingkungan Perparah Bencana Banjir Sumatra
-
Ancaman Serius KLHK, Pemda Perusak Lingkungan Bakal 'Dihukum' Sanksi Berlapis
-
JATAM: Warga Pro dan Kontra Tambang di Halmahera Sama-sama Korban Sistem yang Merusak
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
Terkini
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Mendagri Minta PKK Papua Pegunungan Pastikan Program Tepat Sasaran
-
Geger Tragedi Alvaro, Aturan Lapor Anak Hilang 1x24 Jam Masih Relevan?
-
Anggota Komisi IV Bela Raja Juli, Sebut Menhut Cuma Kebagian 'Cuci Piring' Soal Kerusakan Hutan
-
Mendagri: Digitalisasi Bantuan Sosial Dibutuhkan untuk Ketepatan Sasaran Penyaluran