Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan kembali bahwa dia tidak terlibat dalam gerakan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa sebagaimana isu yang bergulir dalam dua hari terakhir.
Dalam pernyataan pers di rumahnya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2021), dia menekankan bahwa isu tersebut tak mempengaruhinya.
Sebaliknya, dia mengatakan, "Saya menikmati saja, kalau saya, menikmati saja. Silakan aja, diributkan lagi lebih bagus lagi."
Isu bahwa dia sedang mempersiapkan diri untuk maju ke pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024 disebut Moeldoko sebagai "dagelan dan lucu-lucuan"
"Terus dibilangin mau jadi presiden, yang tidak-tidak saja itu. Ah kerjaan gua setumpuk gini ngurusin yang nggak-nggak saja. Janganlah membuat sesuatu, ini kayak dagelan. Lucu-lucuan," kata dia.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga mengatakan mustahil bagi orang seperti dirinya mampu merangkul tiap-tiap pimpinan partai di daerah untuk mendukungnya menjadi ketua umum, walaupun seandainya dia menodong mereka dengan senjata sekalipun. Dia menekankan tiap-tiap partai memiliki aturan main.
"Moeldoko mau kudeta? Lah kudeta apa. Anggaplah saya punya senjata, Panglima TNI pingin jadi Ketua Demokrat. Emang bisa gua todong senjata para DPC, DPD, 'eh datang sini, gua todong senjata'," kata Moeldoko.
"Semua kan ada aturan AD/ART dalam sebuah partai politik, jangan lucu-lucuan begitu ah. Jadi kalau kita bicara human kapital, itu bukan intelektual kapital yang pertama, emosional kapital."
Menyangkut pertemuannya dengan sejumlah tokoh politik di sejumlah tempat, Moeldoko menyebutnya hanya sebatas acara minum kopi. Dia berharap petinggi Partai Demokrat untuk tidak khawatir.
Baca Juga: Moeldoko Buka Suara Soal Pertemuannya dengan Kader Partai Demokrat
"Jadi tenang, merepons sesuatu. Masa gua ngopi harus izin Presiden, gila apa? Ngopi-ngopi saja kok harus izin Presiden. Ini berlebihan, jangan begitulah," kata dia.
Berita Terkait
-
Qodari Ungkap Perbedaan KSP Era Baru: Lebih Fokus pada Verifikasi Lapangan dan Pendekatan Holistik
-
Demokrat Tolak Tunjangan Rumah DPR RI: Tidak Tepat di Tengah Kesulitan Rakyat
-
Ditanya Nasib Kapolri, Ibas: 'Itu Presiden ya, Kita Buat Kondisi Lebih Tenang'
-
Wakili Ketum Partai Demokrat, Ibas Penuhi Panggilan Mendadak Prabowo di Istana Negara
-
Fenomena Bendera 'One Piece' vs Merah Putih: Sekjen Demokrat Sebut Ganggu Patriotisme
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Pemprov DKI Tertibkan Pasar Barito, Pramono: Kami Sangat Humanis, Manusiawi Sekali
-
Ricuh! Penggusuran Pasar Barito Berujung Blokade Jalan: Pedagang Melawan!
-
Tinggi Gula, Mendagri Tito Ajak Masyarakat Tinggalkan Konsumsi Beras: Saya Sudah Lakukan
-
Hati Teriris! Cerita Melda Diceraikan Suami Usai Lolos PPPK, Kini Viral di Podcast Denny Sumargo
-
Beri Hadiah Topi Berlogo PSI, Raja Juli Beberkan Kondisi Jokowi Terkini
-
Diceraikan Suami 2 Hari Jelang Dilantik PPPK, Melda Safitri Kini Disawer Crazy Rich Aceh
-
KB Bank Dukung Pembentukan Karakter Generasi Muda Melalui Beasiswa Pendidikan Sepak Bola
-
Doktrin 'Perkalian Nol' Dasco: Ramai di Akhir Cerita Tapi Sunyi saat Bab Perjuangan Ditulis
-
Geger Dugaan Korupsi Whoosh, Mahfud MD ke KPK: Saya Datang Kalau Dipanggil, Tapi Ogah Lapor
-
Generasi Z Unjuk Gigi! Pameran di Blangkon Art Space Buktikan Seni Rupa Yogyakarta Tak Pernah Mati