Suara.com - Planet Mars hingga kini masih menjadi sasaran ilmuwan untuk diteliti, termasuk lembaga antariksa NASA (National Aeronautics and Space Administration).
Hingga saat ini, planet yang memiliki julukan "planet merah" tersebut belum dijamah oleh manusia, namun gambarnya sudah bisa dilihat berkat robot penjelajah Curiosity.
Robot Curiosity mendarat di Planet Merah pada 6 Agustus 2013 dan bertugas mengirim potret panorama planet Mars.
Sejumlah foto dipublikasikan di website resmi NASA. Foto tersebut menunjukkan bagaimana permukaan planet Mars tersebut.
Bukan cuma foto, sederet gambar planet Mars tersebut merupakan bahan bagi para ilmuwan untuk meneliti apakah planet itu bisa ditempati makhluk hidup atau tidak.
Sebuah foto berupa pemandangan mosaik Kawah Gale di Mars yang indah dan menunjukkan bagian dari Gunung Sharp, gunung utama yang besar di dalam kawah.
Robot penjelajah Curiosity saat ini sedang menuju ke wilayah kawah yang dikenal sebagai "sulfate-bearing unit".
"Sulfat biasanya terbentuk di sekitar air saat menguap dan itu adalah petunjuk lain tentang bagaimana iklim serta prospek kehidupan berubah hampir 3 miliar tahun yang lalu," jelas NASA dalam sebuah pernyataan.
Selain planet Mars, NASA juga berhasil mengambil foto permukaan matahari dari jarak yang paling dekat. Foto tersebut dipublikasikan oleh NASA pada pertengahan Juli 2020.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Tiga Kawah Misterius Tumpang Tindih di Mars
Foto tersebut berhasil diambil berkat program bernama Solar Orbiter. Itu merupakan kolaborasi antara European Space Agency (ESA) dan NASA untuk mempelajari bintang terbesar tersebut.
Diluncurkan pada 9 Februari 2020, pesawat ruang angkasa menyelesaikan pemotretan Matahari pertamanya pada pertengahan Juni.
"Gambar Matahari yang belum pernah terjadi sebelumnya ini adalah yang terdekat yang pernah kami dapatkan," kata Holly Gilbert, ilmuwan proyek NASA untuk misi di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.
"Gambar-gambar menakjubkan ini akan membantu para ilmuwan menyatukan lapisan atmosfer Matahari, yang penting untuk memahami bagaimana matahari mendorong cuaca antariksa di dekat Bumi dan di seluruh tata surya." jelasnya.
Solar Orbiter membawa enam instrumen pencitraan, yang masing-masing mempelajari aspek Matahari dari sudut pandang yang berbeda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Malam Tahun Baru di Jakarta, Dishub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Ancol, Kota Tua, hingga TMII
-
Gubernur Banten: Tingkat Pengangguran Masih Tinggi, Penataan Ulang Pendidikan Vokasi Jadi Prioritas
-
Perayaaan Tahun Baru di SudirmanThamrin, Pemprov DKI Siapkan 36 Kantong Parkir untuk Warga
-
Kaleidoskop DPR 2025: Dari Revisi UU Hingga Polemik Gaji yang Tuai Protes Publik
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu